DPR: Pemerintah lambat respon current account deficit
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Komisi XI dari Fraksi Golkar Harry Azhar Azis mengatakan, respon pemerintah berupa paket stimulus ekonomi terhadap gejolak perekonomian defisit transaksi berjalan terlalu lamban.
Pasalnya, defisit tersebut tidak pernah dinyatakan secara tegas di kuartal III dan IV tahun ini, padahal defisit telah terjadi di kuartal IV/2011.
"Dan memang itu sebenarnya current account deficit sudah sejak dari tahun 2011 di kuartal IV. Itu yang saya katakan, respon pemerintah terlambat. Padahal pada kuartal I defisit sekitar USD5 miliar dan sekarang USD9,8 miliar," ujar Harry di Gedung DPR, Selasa (27/8/2013) dini hari.
Dia menjelaskan, defisit yang terjadi pada tahun 2005 dan 2008 hanya memakan rentang waktu kurang lebih dua kuartal saja, sedangkan defisit neraca transaksi berjalan kali ini telah memakan waktu tujuh kuartal.
"Tapi sekarang kan bisa mencapai tujuh kuartal. Jadi, itu sudah terlambat dan pemeintah harus lebih responsif. Memang defisit neraca transaksi berjalan, tidak secara tegas dinyatakan oleh pemerintah di kuartal III dan IV ini. Jadi tidak dijalankan secara konkret itu seperti apa," tutur dia.
Pasalnya, defisit tersebut tidak pernah dinyatakan secara tegas di kuartal III dan IV tahun ini, padahal defisit telah terjadi di kuartal IV/2011.
"Dan memang itu sebenarnya current account deficit sudah sejak dari tahun 2011 di kuartal IV. Itu yang saya katakan, respon pemerintah terlambat. Padahal pada kuartal I defisit sekitar USD5 miliar dan sekarang USD9,8 miliar," ujar Harry di Gedung DPR, Selasa (27/8/2013) dini hari.
Dia menjelaskan, defisit yang terjadi pada tahun 2005 dan 2008 hanya memakan rentang waktu kurang lebih dua kuartal saja, sedangkan defisit neraca transaksi berjalan kali ini telah memakan waktu tujuh kuartal.
"Tapi sekarang kan bisa mencapai tujuh kuartal. Jadi, itu sudah terlambat dan pemeintah harus lebih responsif. Memang defisit neraca transaksi berjalan, tidak secara tegas dinyatakan oleh pemerintah di kuartal III dan IV ini. Jadi tidak dijalankan secara konkret itu seperti apa," tutur dia.
(rna)