Harga minyak melonjak ke rekor tertinggi dalam 2 tahun
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak dunia hari ini melambung, di tengah kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah akibat ancaman intervensi Barat terhadap konflik Suriah. Perdagangan di New York mencatat minyak berada di rekor tertinggi dalam lebih dari dua tahun.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, melonjak menjadi USD112,24 per barel, level terbesar terakhir terlihat pada awal Mei 2011. Angka ini menunjukkan keuntungan bersih dari 96 sen menjadi USD109,97 per barel.
Sementara minyak mentah Brent North Sea melonjak ke USD117,34 per barel, titik tertinggi sejak akhir Februari. Brent kemudian diperdagangkan di USD115,31 per barel, naik 95 sen dibandingkan dengan penutupan kemarin.
"Potensi aksi militer (terhadap Suriah yang dituduh menggunakan senjata kimia) dalam hitungan hari atau minggu telah membantu mengangkat harga minyak," kata Michael McCarthy, analis CMC Markets, seperti dilansir dari AFP.
Minyak mentah berjangka telah melompat ke level tertinggi dalam 18 bulan pada perdagangan kemarin, karena ancaman Barat terhadap Suriah memicu kekhawatiran gangguan pasokan minyak di kawasan Timur Tengah.
"Suriah bukan produsen besar minyak, tetapi potensi konflik yang meningkat di Timur Tengah kemungkinan akan terus mendorong harga lebih tinggi. Kecuali kita melihat upaya dari AS untuk meredakan kekhawatiran tentang beberapa bentuk tindakan militer," kata analis kelompok perdagangan Alpari, Craig Erlam.
Para pengamat mengatakan, serangan militer yang menargetkan rezim Presiden Bashar al-Assad bisa lebih meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang sudah didera krisis politik Mesir.
Dalam akun Twitter-nya, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, sebuah resolusi yang disusun Inggris mengutuk serangan senjata kimia Assad akan disajikan dalam pertemuan lima anggota tetap Dewan Keamanan di New York.
Sementara Wakil Presiden AS, Joe Biden menyatakan, bahwa "tidak ada keraguan" rezim Suriah bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia.
Namun, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan setiap intervensi militer oleh Amerika Serikat terhadap sekutu Teheran akan membuat bencana bagi wilayah. Iran sendiri telah membuat pernyataan kuat dalam beberapa hari terakhir terhadap intervensi militer Barat di Suriah.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, melonjak menjadi USD112,24 per barel, level terbesar terakhir terlihat pada awal Mei 2011. Angka ini menunjukkan keuntungan bersih dari 96 sen menjadi USD109,97 per barel.
Sementara minyak mentah Brent North Sea melonjak ke USD117,34 per barel, titik tertinggi sejak akhir Februari. Brent kemudian diperdagangkan di USD115,31 per barel, naik 95 sen dibandingkan dengan penutupan kemarin.
"Potensi aksi militer (terhadap Suriah yang dituduh menggunakan senjata kimia) dalam hitungan hari atau minggu telah membantu mengangkat harga minyak," kata Michael McCarthy, analis CMC Markets, seperti dilansir dari AFP.
Minyak mentah berjangka telah melompat ke level tertinggi dalam 18 bulan pada perdagangan kemarin, karena ancaman Barat terhadap Suriah memicu kekhawatiran gangguan pasokan minyak di kawasan Timur Tengah.
"Suriah bukan produsen besar minyak, tetapi potensi konflik yang meningkat di Timur Tengah kemungkinan akan terus mendorong harga lebih tinggi. Kecuali kita melihat upaya dari AS untuk meredakan kekhawatiran tentang beberapa bentuk tindakan militer," kata analis kelompok perdagangan Alpari, Craig Erlam.
Para pengamat mengatakan, serangan militer yang menargetkan rezim Presiden Bashar al-Assad bisa lebih meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang sudah didera krisis politik Mesir.
Dalam akun Twitter-nya, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, sebuah resolusi yang disusun Inggris mengutuk serangan senjata kimia Assad akan disajikan dalam pertemuan lima anggota tetap Dewan Keamanan di New York.
Sementara Wakil Presiden AS, Joe Biden menyatakan, bahwa "tidak ada keraguan" rezim Suriah bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia.
Namun, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan setiap intervensi militer oleh Amerika Serikat terhadap sekutu Teheran akan membuat bencana bagi wilayah. Iran sendiri telah membuat pernyataan kuat dalam beberapa hari terakhir terhadap intervensi militer Barat di Suriah.
(dmd)