CSAP proyeksikan laba turun 4,87%
A
A
A
Sindonews.com - Kinerja keuangan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) sepanjang tahun ini akan mengalami tekanan. Karena itu, perseroan memproyeksikan penurunan laba bersih sebesar 4,87 persen dibandingkan perolehan 2012.
Sekretaris Perusahaan CSAP, Idrus H Widjajakusuma mengatakan, naiknya upah pekerja dan harga bahan bakar, menjadi salah satu faktor menurunnya target laba perseroan.
Hingga akhir tahun ini, CSAP memproyeksikan laba bersih berada di posisi Rp60 miliar atau turun 4,87 persen. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu perseroan masih sanggup membukukan laba bersih sebesar Rp63,07 miliar.
Kenaikan beban upah sudah tergambar pada kinerja keuangan perseroan di semester satu yang membengkak sebesar 46,37 persen menjadi Rp101,11 miliar atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp69,78 miliar.
"Kenaikan upah membuat kami memiliki strategi untuk dapat mengatrol membengkaknya beban keuangan perseroan. Sampai akhir tahun, kami berharap dapat meraih laba sekitar Rp60 miliar," kata Idrus dalam acara halal bi halal perseroan di Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, perseroan akan lebih mengejar penjualan produk yang bermargin tinggi di semester dua tahun ini. Untuk diketahui, produk perseroan yang memiliki margin tinggi adalah produk impor, namun penjualan produk impor ini hanya memberikan kontribusi 10 persen dari total penjualan 2013.
Menurutnya, hal tersebut belum ditambah dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang sempat menyentuh angka Rp12.000 per USD, menambah pelik permasalahan perseroan untuk menggenjot penjualan di sektor produk impor.
Sebagai catatan, hingga saat ini perseroan telah memiliki 20 toko ritel Mitra 10, delapan toko ritel Atria, selain itu terdapat 41 cabang distribusi bahan bangunan, lima cabang distribusi kimia dan 15 area distribusi barang konsumen yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, sebagian besar ritel CSAP masih berada di wilayah Jabodetabek.
Sekretaris Perusahaan CSAP, Idrus H Widjajakusuma mengatakan, naiknya upah pekerja dan harga bahan bakar, menjadi salah satu faktor menurunnya target laba perseroan.
Hingga akhir tahun ini, CSAP memproyeksikan laba bersih berada di posisi Rp60 miliar atau turun 4,87 persen. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu perseroan masih sanggup membukukan laba bersih sebesar Rp63,07 miliar.
Kenaikan beban upah sudah tergambar pada kinerja keuangan perseroan di semester satu yang membengkak sebesar 46,37 persen menjadi Rp101,11 miliar atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp69,78 miliar.
"Kenaikan upah membuat kami memiliki strategi untuk dapat mengatrol membengkaknya beban keuangan perseroan. Sampai akhir tahun, kami berharap dapat meraih laba sekitar Rp60 miliar," kata Idrus dalam acara halal bi halal perseroan di Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, perseroan akan lebih mengejar penjualan produk yang bermargin tinggi di semester dua tahun ini. Untuk diketahui, produk perseroan yang memiliki margin tinggi adalah produk impor, namun penjualan produk impor ini hanya memberikan kontribusi 10 persen dari total penjualan 2013.
Menurutnya, hal tersebut belum ditambah dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang sempat menyentuh angka Rp12.000 per USD, menambah pelik permasalahan perseroan untuk menggenjot penjualan di sektor produk impor.
Sebagai catatan, hingga saat ini perseroan telah memiliki 20 toko ritel Mitra 10, delapan toko ritel Atria, selain itu terdapat 41 cabang distribusi bahan bangunan, lima cabang distribusi kimia dan 15 area distribusi barang konsumen yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, sebagian besar ritel CSAP masih berada di wilayah Jabodetabek.
(izz)