IHSG diprediksi menguat terbatas
A
A
A
Sindonews.com - Memasuki hari terakhir perdagangan pekan ini tampaknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami hambatan dalam upaya penguatannya sehingga hanya akan bergerak terbatas.
Hal tersebut lantaran kalangan investor masih wait and see soal dampak kebijakan dinaikannya suku bunga acuan Bank Indonesai (BI Rate) ke level 7 persen.
"Meskipun kenaikan tipis DJIA masih akan menjadi faktor pendorong kenaikan IHSG, tetapi perkiraan saya akan semakin terbatas karena masih perlu dibuktikan apakah benar naiknya BI rate sebesar 50 basis poin bisa menjadi daya tarik investor asing masuk kembali membawa danaya ke Indonesia," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Jumat (30/8/2013).
Namun demikian, optimisme penguatan IHSG tampaknya memang masih ada dibuktikan dengan tren penguatan yang terlihat dari sisi teknikal. Dia memperdiksi, IHSG akan berada dalam rentang 4.051-4.155.
"Pola two white soldiers terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish continuation di hari Jumat," tegas Edwin.
Dari luar negeri, setelah DJIA menguat cukup besar sepanjang perdagangan, akhirnya DJIA hanya menguat 16,44 poin (0,11 persen) ditutup di level 14.840,95 diikuti kenaikan The Vix sebesar 1,94 persen ditutup di level 16,81.
Hal tersebut akibat kekhawatiran rencana serangan militer AS dan sekutunya ke Suriah dalam beberapa hari ini. Padahal sepanjang perdagangan DJIA harusnya menguat lebih agresif didorong turunnya data weekly jobless claims sebesar 6.000 unit, sehingga total mencapai 331 ribu unit dibandingkan konsensus ekonom sebesar 332 ribu unit.
Selain itu, data GDP AS di kuartal II tumbuh sebesar 2,5 persen atau jauh lebih tinggi dari perkiraan pemerintah sebesar 1,7 persen serta konsensus ekonom sebesar 2,2 persen.
Dari dalam negeri, euphoria kenaikan BI rate yang tentunya diharapkan akan diikuti penguatan rupiah atas USD dan turunnya ekspektasi inflasi serta naiknya Indonesia ETF (EIDO:US) sebesar 2,01 persen.
Hal tersebut lantaran kalangan investor masih wait and see soal dampak kebijakan dinaikannya suku bunga acuan Bank Indonesai (BI Rate) ke level 7 persen.
"Meskipun kenaikan tipis DJIA masih akan menjadi faktor pendorong kenaikan IHSG, tetapi perkiraan saya akan semakin terbatas karena masih perlu dibuktikan apakah benar naiknya BI rate sebesar 50 basis poin bisa menjadi daya tarik investor asing masuk kembali membawa danaya ke Indonesia," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Jumat (30/8/2013).
Namun demikian, optimisme penguatan IHSG tampaknya memang masih ada dibuktikan dengan tren penguatan yang terlihat dari sisi teknikal. Dia memperdiksi, IHSG akan berada dalam rentang 4.051-4.155.
"Pola two white soldiers terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish continuation di hari Jumat," tegas Edwin.
Dari luar negeri, setelah DJIA menguat cukup besar sepanjang perdagangan, akhirnya DJIA hanya menguat 16,44 poin (0,11 persen) ditutup di level 14.840,95 diikuti kenaikan The Vix sebesar 1,94 persen ditutup di level 16,81.
Hal tersebut akibat kekhawatiran rencana serangan militer AS dan sekutunya ke Suriah dalam beberapa hari ini. Padahal sepanjang perdagangan DJIA harusnya menguat lebih agresif didorong turunnya data weekly jobless claims sebesar 6.000 unit, sehingga total mencapai 331 ribu unit dibandingkan konsensus ekonom sebesar 332 ribu unit.
Selain itu, data GDP AS di kuartal II tumbuh sebesar 2,5 persen atau jauh lebih tinggi dari perkiraan pemerintah sebesar 1,7 persen serta konsensus ekonom sebesar 2,2 persen.
Dari dalam negeri, euphoria kenaikan BI rate yang tentunya diharapkan akan diikuti penguatan rupiah atas USD dan turunnya ekspektasi inflasi serta naiknya Indonesia ETF (EIDO:US) sebesar 2,01 persen.
(rna)