Hatta meyakini Oktober akan terjadi deflasi
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa memperkirakan laju inflasi yang pada Agustus lalu mencapai 1,12 persen akan segera menurun. Bahkan pada Oktober 2013 diyakininya bisa terjadi deflasi.
Menurut Hatta, inflasi Agustus yang mencapai 1,12 persen di luar perkiraan Bank Indonesia dan pemerintah. Oleh karenanya, pemerintah akan terus berupaya untuk mengendalikan inflasi pada bulan-bulan berikutnya dengan cara menjaga volatile food dan administer price.
“Diharapkan pada September dan Oktober jauh menurun bahkan kita berharap Oktober bisa deflasi,” ujar Hatta dalam siaran persnya, Kamis (5/8/2013).
Diketahui, baik pemerintah maupun Bank Indonesia memperkirakan inflasi Agustus mencapai 1,27 persen. Hal ini dipengaruhi oleh berakhirnya factor musiman terkait Lebaran dan Tahun Ajaran Baru Sekolah, serta melambatnya pertubuhan ekonomi domestik. Namun dalam pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (2/9), inflasi Agustus tercatat 1,12 persen.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Hatta Rajasa mengklaim beberapa komoditas bahan pokok mengalami penurunan harga. Dia merinci beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dari minggu keempat bulan Agustus hingga minggu pertama bulan September.
"Komoditas yang mengalami penurunan harga dari akhir Agustus hingga awal September adalah bawang merah sebesar 19,89 persen, cabai merah sebesar 5,4 persen, dan daging sapi sebesar 0,16 persen," jelas Hatta, kemarin.
Tetapi, lanjutnya, ada juga beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga walaupun tidak secera signifikan seperti ikan bandeng, ayam ras, dan beras.
"Ikan bandeng naik sedikit 0,35 persen, begitupun ayam ras walaupun naik sedikit. Sedangkan beras kenaikannya 0,08 persen lebih dikarenakan cuaca di beberapa daerah dan bukan karena pasokan yang kurang," ungkapnya.
Cadangan beras untuk konsumsi masyarakat sendiri menurut Hatta masih ada sekitar 2,7 juta ton dan sampai akhir tahun akan diperkirakan cukup.
"Diperkirakan akhir tahun akan tersisa sekitar 2 juta ton dengan catatan kita menyerap gabah dan beras 300 ribu ton sampai akhir tahun," pungkasnya.
Menurut Hatta, inflasi Agustus yang mencapai 1,12 persen di luar perkiraan Bank Indonesia dan pemerintah. Oleh karenanya, pemerintah akan terus berupaya untuk mengendalikan inflasi pada bulan-bulan berikutnya dengan cara menjaga volatile food dan administer price.
“Diharapkan pada September dan Oktober jauh menurun bahkan kita berharap Oktober bisa deflasi,” ujar Hatta dalam siaran persnya, Kamis (5/8/2013).
Diketahui, baik pemerintah maupun Bank Indonesia memperkirakan inflasi Agustus mencapai 1,27 persen. Hal ini dipengaruhi oleh berakhirnya factor musiman terkait Lebaran dan Tahun Ajaran Baru Sekolah, serta melambatnya pertubuhan ekonomi domestik. Namun dalam pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (2/9), inflasi Agustus tercatat 1,12 persen.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Hatta Rajasa mengklaim beberapa komoditas bahan pokok mengalami penurunan harga. Dia merinci beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dari minggu keempat bulan Agustus hingga minggu pertama bulan September.
"Komoditas yang mengalami penurunan harga dari akhir Agustus hingga awal September adalah bawang merah sebesar 19,89 persen, cabai merah sebesar 5,4 persen, dan daging sapi sebesar 0,16 persen," jelas Hatta, kemarin.
Tetapi, lanjutnya, ada juga beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga walaupun tidak secera signifikan seperti ikan bandeng, ayam ras, dan beras.
"Ikan bandeng naik sedikit 0,35 persen, begitupun ayam ras walaupun naik sedikit. Sedangkan beras kenaikannya 0,08 persen lebih dikarenakan cuaca di beberapa daerah dan bukan karena pasokan yang kurang," ungkapnya.
Cadangan beras untuk konsumsi masyarakat sendiri menurut Hatta masih ada sekitar 2,7 juta ton dan sampai akhir tahun akan diperkirakan cukup.
"Diperkirakan akhir tahun akan tersisa sekitar 2 juta ton dengan catatan kita menyerap gabah dan beras 300 ribu ton sampai akhir tahun," pungkasnya.
(gpr)