Naikkan harga, Gakopti minta maaf ke pecinta tempe-tahu
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakopti) Aip Syarifudin meminta masyarakat memahami apabila pihaknya ingin menaikkan harga tempe dan tahu karena kenaikan harga kedelai.
Bahkan dia meminta maaf kepada seluruh penggemar kedua makanan berbahan dasar kedelai tersebut atas rencana kenaikan harga, ditambah rencana mogok produksi pada hari Senin mendatang.
"Kita minta pengertian kepada pecinta tempe dan tahu. Kami juga ingin meminta maaf kalau nanti dinaikkan harga tempe dan tahunya," ujarnya di Gedung KPPU, Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Aip juga ingin masyarakat mengerti bahwa kenaikan harga tahu dan tempe tidak akan memberatkan masyarakat seperti kenaikan harga pulsa dan rokok.
"Tolonglah mengerti kalau kita ingin menaikkan harga tempe dan tahu sedikit, dibandingkan dengan pulsa dan rokok kan tidak banyak," ujarnya.
Dia menjelaskan, Gakopti melakukan mogok produksi ini agar pemerintah mengerti konsekuensi penghapusan Harga Jual Pengrajin (HJP) yang membuat perajin lokal tidak bisa bersaing dengan kedelai impor.
"Itulah namanya pasar bebas, kami perajin miskin, masa bersaing dengan pemain internasional. Di mana itu pembelaan pemerintah?" pungkasnya.
Seperti diketahui, pemerintah telah menghapuskan Harga Jual Perajin kedelai dari sebelumnya Rp7.700 pada bulan September ini.
Bahkan dia meminta maaf kepada seluruh penggemar kedua makanan berbahan dasar kedelai tersebut atas rencana kenaikan harga, ditambah rencana mogok produksi pada hari Senin mendatang.
"Kita minta pengertian kepada pecinta tempe dan tahu. Kami juga ingin meminta maaf kalau nanti dinaikkan harga tempe dan tahunya," ujarnya di Gedung KPPU, Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Aip juga ingin masyarakat mengerti bahwa kenaikan harga tahu dan tempe tidak akan memberatkan masyarakat seperti kenaikan harga pulsa dan rokok.
"Tolonglah mengerti kalau kita ingin menaikkan harga tempe dan tahu sedikit, dibandingkan dengan pulsa dan rokok kan tidak banyak," ujarnya.
Dia menjelaskan, Gakopti melakukan mogok produksi ini agar pemerintah mengerti konsekuensi penghapusan Harga Jual Pengrajin (HJP) yang membuat perajin lokal tidak bisa bersaing dengan kedelai impor.
"Itulah namanya pasar bebas, kami perajin miskin, masa bersaing dengan pemain internasional. Di mana itu pembelaan pemerintah?" pungkasnya.
Seperti diketahui, pemerintah telah menghapuskan Harga Jual Perajin kedelai dari sebelumnya Rp7.700 pada bulan September ini.
(gpr)