Pasar terkoreksi, reksa dana syariah tumbuh positif
A
A
A
Sindonews.com - CIMB Principal Asset Management melihatnya ada tren positif pada laju pertumbuhan reksa dana berbasis syariah di tengah kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Fund Manager CIMB Principal Asset Management Cholis Baidowi mengatakan, pertumbuhan reksa dana berbasis syariah jauh lebih tinggi dibandingkan reksa dana konvensional.
Dia menjelaskan, bila dilihat dari pergerakan secara history, indeks berbasis syariah sejauh ini hanya minus 4 persen. Padahal, Indeks LQ45 dan Jakarta Composite Indeks (JCI) minus hingga berada pada kisaran 5-8 persen.
"Jadi dalam kondisi saat ini, ketika kondisi IHSG sedang jatuh, minusnya pun lebih sedikit dibandingkan yang konvesional," kata Cholis di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Senin, (9/9/2013).
Positifnya pertumbuhan reksa dana berbasis syariah, menurut dia lantaran dalam portofolio investasinya tidak mencantumkan saham-saham berbasis keuangan, yang cenderung terkoreksi.
"Komposisi reksa dana syariah tidak ada saham berbasis financial. Saat market sedang koreksi, saham-saham di luar perbankan jauh lebih baik," pungkasnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2013, dana kelolaan reksa dana syariah berbasis terproteksi sebesar Rp1,39 triliun, reksa dana syariah berbasis campuran Rp4,16 triliun, reksa dana syariah berbasis saham sebesar Rp2,31 triliun.
Sedangkan dana kelolaan reksa dana syariah berbasis pendapatan tetap Rp575,89 miliar dan reksa dana syariah indeks Rp255,05 miliar.
Fund Manager CIMB Principal Asset Management Cholis Baidowi mengatakan, pertumbuhan reksa dana berbasis syariah jauh lebih tinggi dibandingkan reksa dana konvensional.
Dia menjelaskan, bila dilihat dari pergerakan secara history, indeks berbasis syariah sejauh ini hanya minus 4 persen. Padahal, Indeks LQ45 dan Jakarta Composite Indeks (JCI) minus hingga berada pada kisaran 5-8 persen.
"Jadi dalam kondisi saat ini, ketika kondisi IHSG sedang jatuh, minusnya pun lebih sedikit dibandingkan yang konvesional," kata Cholis di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Senin, (9/9/2013).
Positifnya pertumbuhan reksa dana berbasis syariah, menurut dia lantaran dalam portofolio investasinya tidak mencantumkan saham-saham berbasis keuangan, yang cenderung terkoreksi.
"Komposisi reksa dana syariah tidak ada saham berbasis financial. Saat market sedang koreksi, saham-saham di luar perbankan jauh lebih baik," pungkasnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2013, dana kelolaan reksa dana syariah berbasis terproteksi sebesar Rp1,39 triliun, reksa dana syariah berbasis campuran Rp4,16 triliun, reksa dana syariah berbasis saham sebesar Rp2,31 triliun.
Sedangkan dana kelolaan reksa dana syariah berbasis pendapatan tetap Rp575,89 miliar dan reksa dana syariah indeks Rp255,05 miliar.
(rna)