Harga tempe melejit, warga beralih ke tempe benguk

Rabu, 11 September 2013 - 14:12 WIB
Harga tempe melejit, warga beralih ke tempe benguk
Harga tempe melejit, warga beralih ke tempe benguk
A A A
Sindonews.com - Warga Purworejo beralih menghidangkan tempe benguk untuk lauk dan camilan di rumah, akibat langka di pasaran dan harga tempe yang melonjak tajam. Meski dirasakan tidak jauh beda dengan tempe kedelai, namun saat dimakan tempe benguk harus digigit lebih keras dibandingkan makanan serupa yang berbahan kedelai.

Sudah beberapa hari ini harga kedelai meroket, perajin tahu tempe mengaku kesulitan mendapatkan kedelai kalaupun ada harganya melambung. Bahkan perajin tahu tempe sudah melakukan mogok massal selama tiga hari namun harga kedelai tak kunjung turun.

Meski begitu cita rasa dan kandungan gizi tempe benguk dinilai tidak kalah, karena itu di saat harga tempe kedelai mahal warga Purworejo, Jawa Tengah, sengaja mengalihkan lauk kesukaan ke tempe benguk. Harganya murah meriah per bungkus cuma Rp500 sementara per kotak tempe kedelai Rp2.500.

Di pasar tempe kedelai juga semakin sulit dicari, sebulan yang lalu harga tempe dengan ukuran sama di pasaran masih berkisar antara Rp1.000 sampai Rp2.000, lonjakan nilai jual komoditas lauk tersebut merupakan imbas kenaikan harga kedelai impor, jika sebelumnya hanya Rp7.200 terus naik dan saat ini berkisar antara Rp9.500 sampai Rp10.000 per kilogram.

Paini warga desa kecamatan Loano, Purworejo, Jawa Tengah, yang juga beralih ke tempe mlanding sebagai alternatif lauk keluarganya memiliki alasan, kata dia harganya hanya Rp1.000 per kotak. Ukuran tempe mlanding dengan ukuran sekitar 15 sentimeter lebar delapan sentimeter harganya Rp2.500.

"Kalau rasanya lebih enak tempe kedelai, tapi karena mahal saya lebih sering memasak tempe mlanding atau benguk," ujar Paini kepada wartawan, Rabu (11/9/2013).

Tempe mlanding biasa dibeli di pasar yang masuk wilayah desa Loano kecamatan Loano Purworejo, di tempat itu tempe kedelai mulai jarang ditemukan. Paini mengaku mendapat cerita bahwa kenaikan harga kedelai impor membuat perajin tempe mengurangi produksi bahkan banyak yang gulung tikar.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5090 seconds (0.1#10.140)