Terimbas bursa global, IHSG berpotensi terkoreksi
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada meperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan ini akan berada pada support 4.300-4.338 dan resistance 4.386-4.397.
"Meski kemarin sempat melemah, ternyata masih dapat bertahan di atas target support 4.315 dan sempat melampaui target resisten 4.368. Tetapi tampaknya masih ada tekanan, sehingga IHSG tidak mampu bertahan di atas target resisten tersebut. Pelemahan masih dimungkinkan jika IHSG terimbas penurunan bursa saham global nantinya," kata Reza, Jumat (13/9/2013).
Secara historikal melihat perdagangan sebelumnya, kekhawatiran akan terjadinya pembalikan arah laju IHSG menjadi pelemahan tampaknya tidak terjadi.
IHSG justru bergerak kontra dengan perkiraan sebelumnya, sehingga dapat kembali ke zona hijau. Imbas penguatan bursa saham AS dan regional serta masih adanya nett buy asing membantu IHSG berbalik arah menguat.
Bahkan adanya keputusan BI dalam Rapat Dewan Gubernur yang memutuskan menaikkan BI rate 25 basis poin menjadi 7,25 persen terlihat seolah-olah berimbas positif.
"IHSG rebound dan saham-saham perbankan pun turut membantu IHSG bertahan di zona hijaunya," paparnya.
Di sisi lain, IHSG juga mendapat sentimen positif dari rencana pemerintah yang akan menghapus PPNBm. Pembukaan pasar saham Eropa yang negatif tidak berpengaruh pada IHSG.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level 4.372,10 (level tertingginya) di akhir sesi 1 dan menyentuh level 4.318,60 (level terendahnya) jelang akhir sesi 1 dan berakhir di level 4.356,61. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Laju bursa saham Asia variatif. Pada bursa saham China, bergerak menguat yang picu rencana PM China Li Keqiang, yang akan melakukan percepatan reformasi keuangan menuju free-trade zone berupa kenaikan suku bunga, reformasi nilai tukar, dan internasionalisasi yuan sembari mempromosikan proses konversi ke dalam akun modal agar yuan dapat digunakan secara luas.
Di sisi lain, Nikkei melemah setelah rilis machinery orders yang di bawah estimasi sehingga meningkatkan nilai yen. Selain itu, pelemahan juga dipicu aksi wait and see pelaku pasar jelang rapat FOMC The Fed pekan depan.
"Meski kemarin sempat melemah, ternyata masih dapat bertahan di atas target support 4.315 dan sempat melampaui target resisten 4.368. Tetapi tampaknya masih ada tekanan, sehingga IHSG tidak mampu bertahan di atas target resisten tersebut. Pelemahan masih dimungkinkan jika IHSG terimbas penurunan bursa saham global nantinya," kata Reza, Jumat (13/9/2013).
Secara historikal melihat perdagangan sebelumnya, kekhawatiran akan terjadinya pembalikan arah laju IHSG menjadi pelemahan tampaknya tidak terjadi.
IHSG justru bergerak kontra dengan perkiraan sebelumnya, sehingga dapat kembali ke zona hijau. Imbas penguatan bursa saham AS dan regional serta masih adanya nett buy asing membantu IHSG berbalik arah menguat.
Bahkan adanya keputusan BI dalam Rapat Dewan Gubernur yang memutuskan menaikkan BI rate 25 basis poin menjadi 7,25 persen terlihat seolah-olah berimbas positif.
"IHSG rebound dan saham-saham perbankan pun turut membantu IHSG bertahan di zona hijaunya," paparnya.
Di sisi lain, IHSG juga mendapat sentimen positif dari rencana pemerintah yang akan menghapus PPNBm. Pembukaan pasar saham Eropa yang negatif tidak berpengaruh pada IHSG.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level 4.372,10 (level tertingginya) di akhir sesi 1 dan menyentuh level 4.318,60 (level terendahnya) jelang akhir sesi 1 dan berakhir di level 4.356,61. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Laju bursa saham Asia variatif. Pada bursa saham China, bergerak menguat yang picu rencana PM China Li Keqiang, yang akan melakukan percepatan reformasi keuangan menuju free-trade zone berupa kenaikan suku bunga, reformasi nilai tukar, dan internasionalisasi yuan sembari mempromosikan proses konversi ke dalam akun modal agar yuan dapat digunakan secara luas.
Di sisi lain, Nikkei melemah setelah rilis machinery orders yang di bawah estimasi sehingga meningkatkan nilai yen. Selain itu, pelemahan juga dipicu aksi wait and see pelaku pasar jelang rapat FOMC The Fed pekan depan.
(rna)