Kadin berusaha tingkatkan produktivitas petani
A
A
A
Sindonews.com - Kadin Indonesia Bidang Pangan dan Agribisnis serta Bidang Lingkungan Hidup, Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan (LHPIPB) akan mengadakan rapat kerja bersama pada 16-17 September 2013.
Tema yang diusung dalam kegiatan tersebut adalah 'Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan Sebagai Kunci Utama Peningkatan Produksi dan Produktivitas Satu Juta Petani melalui Pola Kemitraan Inti – Plasma dengan Dukungan Inovasi Pembiayaan'.
Peningkatan produktivitas yang berkelanjutan telah menjadi perhatian para pelaku usaha nasional dalam mendorong target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan bisa tercapai hingga 6 persen, sekaligus memenuhi target penurunan emisi sebesar 26 persen pada 2020.
Dalam strategi jangka panjang, misi untuk mewujudkan peningkatan produksi membutuhkan dukungan penerapan praktik berkelanjutan yang ramah lingkungan untuk memastikan adanya ketersediaan pangan.
“Peningkatan produksi akan membawa kesejahteraan petani, dan strategi keberlanjutan harus dimulai dari perubahan paradigma konsumsi pangan oleh seluruh lapisan konsumen. Skala implementasinya ditingkatkan oleh dunia usaha melalui praktik produksi dengan prinsip keberlanjutan, agar kesejahteraan bisa diperoleh sampai generasi yang akan datang,” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, Shinta W Kamdani dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Sabtu (14/9/2013).
Menurut Shinta, pemerintah memegang peranan penting mendesain program edukasi secara besar-besaran dan berskala nasional tentang tuntutan perubahan pola konsumsi yang sudah tidak dapat ditawar, jika bangsa Indonesia ingin mempertahankan kemampuannya memperoleh pangan yang layak dalam jangka panjang.
Sementara dari sisi Kadin Indonesia, pekerjaan rumah yang diemban adalah meningkatkan produktivitas petani dan seluruh rantai nilai produksi pangan dengan mendorong inovasi bagi ketahanan pangan nasional. Di samping itu, tentang perbaikan tata kelola lahan harus menjadi bentuk pekerjaan bersama antara Kadin dan pemerintah.
“Penyelesaian masalah kerusakan lahan harus komprehensif, sehingga perlu pendekatan-pendekatan yang inovatif untuk tata kelola lahan yang berdasarkan azas keberlanjutan, bukan hanya prinsip lingkungan semata dan mengabaikan pontesi pertumbuhannya,” kata Shinta.
“Prinsip produktivitas dan sustainability harus menjadi komitmen bersama, tidak hanya bagi pelaku usaha tetapi juga semua pihak, mulai dari masyarakat tak terkecuali pemerintah,” tandasnya.
Tema yang diusung dalam kegiatan tersebut adalah 'Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan Sebagai Kunci Utama Peningkatan Produksi dan Produktivitas Satu Juta Petani melalui Pola Kemitraan Inti – Plasma dengan Dukungan Inovasi Pembiayaan'.
Peningkatan produktivitas yang berkelanjutan telah menjadi perhatian para pelaku usaha nasional dalam mendorong target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan bisa tercapai hingga 6 persen, sekaligus memenuhi target penurunan emisi sebesar 26 persen pada 2020.
Dalam strategi jangka panjang, misi untuk mewujudkan peningkatan produksi membutuhkan dukungan penerapan praktik berkelanjutan yang ramah lingkungan untuk memastikan adanya ketersediaan pangan.
“Peningkatan produksi akan membawa kesejahteraan petani, dan strategi keberlanjutan harus dimulai dari perubahan paradigma konsumsi pangan oleh seluruh lapisan konsumen. Skala implementasinya ditingkatkan oleh dunia usaha melalui praktik produksi dengan prinsip keberlanjutan, agar kesejahteraan bisa diperoleh sampai generasi yang akan datang,” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, Shinta W Kamdani dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Sabtu (14/9/2013).
Menurut Shinta, pemerintah memegang peranan penting mendesain program edukasi secara besar-besaran dan berskala nasional tentang tuntutan perubahan pola konsumsi yang sudah tidak dapat ditawar, jika bangsa Indonesia ingin mempertahankan kemampuannya memperoleh pangan yang layak dalam jangka panjang.
Sementara dari sisi Kadin Indonesia, pekerjaan rumah yang diemban adalah meningkatkan produktivitas petani dan seluruh rantai nilai produksi pangan dengan mendorong inovasi bagi ketahanan pangan nasional. Di samping itu, tentang perbaikan tata kelola lahan harus menjadi bentuk pekerjaan bersama antara Kadin dan pemerintah.
“Penyelesaian masalah kerusakan lahan harus komprehensif, sehingga perlu pendekatan-pendekatan yang inovatif untuk tata kelola lahan yang berdasarkan azas keberlanjutan, bukan hanya prinsip lingkungan semata dan mengabaikan pontesi pertumbuhannya,” kata Shinta.
“Prinsip produktivitas dan sustainability harus menjadi komitmen bersama, tidak hanya bagi pelaku usaha tetapi juga semua pihak, mulai dari masyarakat tak terkecuali pemerintah,” tandasnya.
(dmd)