Bulog minta perajin tahu tempe pakai kedelai lokal

Minggu, 15 September 2013 - 16:05 WIB
Bulog minta perajin...
Bulog minta perajin tahu tempe pakai kedelai lokal
A A A
Sindonews.com - Perusahaan Umum (Perum) Bulog meminta agar para perajin tahu dan tempe di wilayah Soloraya menggunakan kedelai lokal sebagai bahan baku utama produksi. Hal itu dilakukan untuk menyiasati harga kedelai impor yang harganya melambung tinggi akhir-akhir ini.

Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional III Surakarta, Edhy Rizwan, menyebutkan pihaknya saat ini akan berusaha menyediakan kedelai lokal bagi para perajin tahu dan tempe di Soloraya.

Menurutnya, pihak Bulog saat ini telah berusaha mencari kedelai lokal di wilayah sentra penghasil kedelai seperti Wonogiri. Di wilayah tersebut, kedelai yang dihasilkan cukup bagus. Selain itu lahan pertanian kedelai di Wonogiri juga tergolong baik untuk pertumbuhan kedelai.

Ia menyebutkan, para petani kedelai di wilayah itu mulai melakukan panen pada bulan ini. Sehingga kedelai-kedelai tersebut dapat segera didistribusikan di wilayah Soloraya.

Pihak Bulog juga memperkirakan hasil panen kedelai di wilayah itu mencapai 300 ton pada bulan ini. Akan tetapi jumlah tersebut dirasa kurang mencukupi kebutuhan para perajin, yang lebih dari 1.000 ton setiap bulannya.

"Panen di sana hanya berkisar 300 Ton saja pada bulan ini. Kemungkinan tidak mencukupi untuk wilayah Soloraya," ujarnya, Minggu (15/9/2013).

Meskipun demikian, pihaknya mengaku akan berusaha mencari kekurangan kedelai untuk para perajin tersebut. Kedelai tersebut nantinya akan dicari dari luar wilayah Soloraya.

Edhy mengaku bakal memenhui kebutuhan kedelai lokal tersebut. Hal itu dilakukan agar perajin tetap melakukan produksi meskipun kedelai impor mahal dan susah dicari.

Sementara itu, para perajin tahu-tempe di wilayah Kartasura, Sukoharjo, berharap agar harga kedelai segera stabil. Selain itu ia juga berharap agar pemerintah mau meningkatkan kualitas kedelai lokal seperti kedelai impor.

"Negara kita itu negara petani, tetapi kenapa tidak bisa mencukupi kedelai sendiri. Mengapa harus impor, padahal lahan kita sangat mencukupi untuk tanam kedelai," ucap perajin tahu, Solikin.

Perlu diketahui, hingga saat ini harga kedelai impor mencapai Rp9.500 setiap kilogramnya. Harga itu naik setelah sebelumnya hanya berkisar Rp7.000-8.000 setiap kilogram.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0772 seconds (0.1#10.140)