Melalui twitter, SBY perintahkan stabilitas harga kedelai
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memerintahkan kepada pejabat terkait untuk menangani kenaikan harga kedelai dalam upaya stabilisasi harga dan mencukupi kebutuhan kedelai masyarakat. Perintah ini dilayangkan SBY melalui akun twitter-nya @SBYudhoyono yang diunggah pagi tadi.
Sebelumnya, dalam beberapa kali sidang kabinet, SBY menyampaikan, bahwa pemerintah sudah melakukan beberapa upaya untuk melakukan stabilisasi harga agar kenaikan masuk akal dan membebaskan bea masuk impor kedelai. SBY juga telah meminta semua pihak untuk melakukan pengawasan dan kerja samanya dalam mengatasi masalah kedelai ini.
"Jika ada importir yang terbukti merugikan masyarakat harus ditindak secara hukum. Untuk sidak tahu dan tempe di pasar harus dihentikan karena hal tersebut sangat merugikan," pinta SBY dikutip dari laman Setkab, Selasa (17/9/2013).
Bahkan pada suatu kesempatan saat sidang kabinet terbatas, Presiden SBY pernah mengatakan kalau dia dan Ibu Negara menerima banyak SMS soal kelangkaan tahu dan tempe di pasar dalam negeri.
Menurut Presiden, produksi kedelai dalam negeri per tahun adalah 800.000 ton, sedangkan kebutuhan mencapai 2,5 juta ton. "Untuk menutupi defisit pasokan kedelai di dalam negeri, kita masih mengimpor 1,5-1,8 juta ton pertahun. Selama ini, kebutuhan kedelai dalam negeri masih impor dari Amerika Serikat," papar SBY.
Namun, saat ini di Amerika Serikat sedang mengalami kekeringan panjang sehingga produksinya berkurang, akibatnya negara-negara pengimpor mengalami kekurangan pasokan dan ini memicu lonjakan harga.
Sebelumnya, dalam beberapa kali sidang kabinet, SBY menyampaikan, bahwa pemerintah sudah melakukan beberapa upaya untuk melakukan stabilisasi harga agar kenaikan masuk akal dan membebaskan bea masuk impor kedelai. SBY juga telah meminta semua pihak untuk melakukan pengawasan dan kerja samanya dalam mengatasi masalah kedelai ini.
"Jika ada importir yang terbukti merugikan masyarakat harus ditindak secara hukum. Untuk sidak tahu dan tempe di pasar harus dihentikan karena hal tersebut sangat merugikan," pinta SBY dikutip dari laman Setkab, Selasa (17/9/2013).
Bahkan pada suatu kesempatan saat sidang kabinet terbatas, Presiden SBY pernah mengatakan kalau dia dan Ibu Negara menerima banyak SMS soal kelangkaan tahu dan tempe di pasar dalam negeri.
Menurut Presiden, produksi kedelai dalam negeri per tahun adalah 800.000 ton, sedangkan kebutuhan mencapai 2,5 juta ton. "Untuk menutupi defisit pasokan kedelai di dalam negeri, kita masih mengimpor 1,5-1,8 juta ton pertahun. Selama ini, kebutuhan kedelai dalam negeri masih impor dari Amerika Serikat," papar SBY.
Namun, saat ini di Amerika Serikat sedang mengalami kekeringan panjang sehingga produksinya berkurang, akibatnya negara-negara pengimpor mengalami kekurangan pasokan dan ini memicu lonjakan harga.
(gpr)