Bank Dunia tertarik proyek MRT Surabaya

Kamis, 19 September 2013 - 16:42 WIB
Bank Dunia tertarik proyek MRT Surabaya
Bank Dunia tertarik proyek MRT Surabaya
A A A
Sindonews.com - Progres rencana pembangunan sistem transportasi massal berupa trem dan monorel di Kota Surabaya mendapatkan apresiasi positif dari Bank Dunia. Apresiasi positif tersebut disampaikan oleh utusan dari Bank Dunia perwakilan Asia Pasifik yang berkunjung ke Balai Kota Surabaya.

Mereka ditemui langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang didampingi beberapa kepala SKPD. Sinyal positif dari Bank Dunia itu membuat Pemkot Surabaya semakin yakin untuk pembangunan moda transportasi trem dan monorel di Kota Pahlawan.

Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya Ifron Hady Susanto mengatakan, kedatangan pihak Bank Dunia ke Surabaya untuk mengetahui perkembangan pembangunan sistem transportasi massal. Termasuk mendiskusikan tentang kendala apa saja yang dihadapi pemkot dalam realisasi pembangunan trem dan monorel.

“Mereka ingin lihat perkembangan dan meminta bu wali menyampaikan apa saja problem yang mau diselesaikan. World Bank akan terus memantau perkembangannya karena ini kan proyek besar,” ujar Ifron, Kamis (19/9/2013).

Ia melanjutkan, pihak Bank Dunia sudah sejak awal memberikan perhatian dengan aktif membantu untuk menyempurnakan Feasibility Study (FS) pembangunan trem dan monorel. Bagi pemkot, trem dan monorel masih merupakan hal baru. “Sejak awal mereka perhatian dengan terus melakukan pendampingan. Karena monorel dan trem kan asing bagi kita,” sambungnya.

Ifron juga menjelaskan, pembangunan trem dan monorel menjadi target prioritas bagi pemkot untuk segera direalisasi. Pasalnya, dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan peningkatan volume kendaraan yang tidak sebanding dengan penambahan jalan baru, Kota Surabaya terancam menjadi kota statis jika tidak memprioritaskan pembangunan trem dan monorel.

“Ini memang menjadi prioritas karena kita lihat pertumbuhan kendaraan dan jalan tidak sebanding. Kemacetan di mana-mana. Kalau tidak diselesaikan akan menimbulkan dampak di mana-mana. Kota akan lumpuh dan kehidupan menjadi high cost seperti di Jakarta,” jelasnya.

Dalam pertemuan di ruang kerja wali kota tersebut, pihak Bank Dunia juga memberikan pujian terkait keputusan pemkot untuk menggunakan tenaga staf sendiri dalam mengerjakan proyek-proyek. Di kota-kota lain, keberadaan konsultan masih menjadi pilihan utama dalam pembangunan proyek. “Mereka (World Bank) menyatakan bagus sekali. Mereka memuji karena kita pakai staf sendiri, tidak lagi pakai konsultan luar,” katanya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seusai mengantar perwakilan Bank Dunia kembali memberikan motivasi pada seluruh pegawai pemkot agar tidak ragu dan takut untuk terus berkembang menjadi lebih baik. “Kalian dengar sendiri kan mereka memberikan pujian. Karena itu, jangan capek untuk terus belajar dan belajar. Ayo kita kembangkan potensi terbaik kita,” ujar Risma.

Selain trem dan monorel, problem yang menjadi bahasa dalam pertemuan Risma dan perwakilan Bank Dunia tersebut adalah menuntaskan masalah perumahan dengan fokus pada pembangunan hunian vertical untuk membantu masyarakat miskin. Juga pada penyediaan air bersih karena selama ini masih ada warga yang belum bisa menikmati air bersih.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8223 seconds (0.1#10.140)