IHSG diprediksi masih betah di zona merah

Senin, 23 September 2013 - 08:25 WIB
IHSG diprediksi masih betah di zona merah
IHSG diprediksi masih betah di zona merah
A A A
Sindonews.com - Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menguat, kali ini IHSG diperkirakan akan kembali terseok jika tidak mendapat suntikan sentimen positif.

Kepala Riset Trust Securites Reza Priyambada memeperkirakan, IHSG hari ini akan berada pada support 4.554-4.579 dan resistance 4.612-4.672.

"Meski pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG sempat bergerak di atas target support kami (4.570-4.612), namun akhirnya IHSG masuk dalam kisaran target tersebut. Kekhawatiran terjadinya pelemahan membuat IHSG harus berada di zona merah sementara ini. Pelemahan tersebut membuka peluang keberlanjutkan koreksi. Apalagi jika laju bursa saham global tidak mendukung, maka IHSG pun akan di zona negatif," kata dia.

Mulai negatifnya bursa saham AS pasca sehari pengumuman hasil sidang FOMC The Fed yang memutuskan untuk melanjutkan program stimulusnya dan tetapnya suku bunga rendah AS di level 0,25 persen, Reza memaparkan, membuat pelaku pasar galau sehingga lebih memilih untuk mengamankan posisi.

Di tambah lagi laju rupiah yang kembali mengalami pelemahan semakin menambah sentimen negatif. Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level 4.791,77 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.576,57 (level terendahnya) juga di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.670,73.

Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Laju bursa saham Asia mulai variatif setelah hawa profitisasi turut menerpa pelaku pasar. Meski beberapa bursa saham Asia ada yang masih dapat menguat, namun dirasa mulai berkurang.

Pelemahan dipimpin Sensex setelah bank sentral India menaikan suku bunga acuannya. Kenaikan tersebut dinilai akan memicu bank sentral Asia lainnya untuk juga menaikkan suku bunganya.

Dengan demikian, sudah dua negara Asia yang menaikkan suku bunganya, yaitu Indonesia dan disusul India. Imbas hasil rapat The Fed juga menjadi angin berlalu di pasar saham Eropa dimana lajunya berbalik arah menjadi melemah.

Pelaku pasar juga bersikap menahan diri jelang pemilu Jerman di akhir pekan. Laju bursa saham AS memperpanjang laju negatifnya setelah pelaku pasar merespon negatif potensi konflik yang akan terjadi di tingkat parlemen untuk membahas government spending dan kemungkinan diberlakukannya pemangkasan stimulus di bulan-bulan berkutnya setelah sebelumnya hanya bersifat penundaan.

Di sisi lain, pernyataan yang berlawanan dan kritik dari beberapa kepala The Fed lainnya terhadap penundaan tappering off stimulus juga turut direspon negatif.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6240 seconds (0.1#10.140)