Sepekan ini, IHSG diprediksi cenderung melemah

Senin, 23 September 2013 - 08:56 WIB
Sepekan ini, IHSG diprediksi...
Sepekan ini, IHSG diprediksi cenderung melemah
A A A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal masih ada harapan untuk melanjutkan kenaikannya, namun adanya hasrat ambil untung kemungkinan akan memperlambat laju IHSG, sehingga akan bergerak variatif cenderung melemah.

"Diperkirakan sepanjang pekan ini, IHSG akan berada pada rentang support 4.325-4.450 dan resisten 4.664-4.798. IHSG mampu menjauhi target support (3.995-4.182), bahkan mampu melampaui target resisten (4.465-4.500)," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (23/9/2013).

Diharapkan rilis data-data manufaktur global dan laju rupiah dapat lebih stabil, sehingga mampu menahan laju pelemahan IHSG. Dia menyarakan untuk mencermati sektor konsumer, perdagangan, infrastruktur dan Industri dasar.

Sebelumnya, Reza memaparkan, IHSG mampu memperpanjang laju positifnya selama sepekan kemarin. Imbas dari adanya rilis beberapa data ekonomi AS, antara lain pertumbuhan penjualan ritel di bawah estimasi, penurunan consumer sentiment index dan kenaikan tipis business inventories.

Faktor-faktor di atas telah membuat laju bursa saham AS menghijau dan memberikan pengaruh positif bagi laju bursa saham Asia, termasuk IHSG. Pelaku pasar menilai dengan masih adanya data-data AS yang kurang baik akan membuat pengurangan sitmulus The Fed akan dilakukan secara moderat dan tidak radikal.

Pelaku pasar memanfaatkan kondisi positif di awal pekan dengan kembali masuk pasar meski juga meninggalkan utang gap 4.375-4.403. Volume transaksi cukup tinggi di awal pekan dan diperbantukan dengan transaksi asing yang kembali tercatat nett buy, sehingga membuka tren kenaikan jangka pendek.

Sepanjang pekan kemarin, asing masih terkonspirasi lakukan nett buy sebesar Rp1,12 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp2,08 triliun.

Di awal pekan ini, dia mengatakan, tampaknya pelaku pasar mulai berekspektasi bahwa rapat FOMC nantinya akan menghasilkan keputusan yang lebih moderat, sehingga tidak banyak membuat pasar bergejolak. Adanya pembelian asing, turunnya yield SUN tenor 10 tahun, dan naiknya nilai forward rupiah turut berimbas positif pada IHSG.

"Tetapi, pasca IHSG mampu terbang tinggi di awal pekan, IHSG terkena aksi ambil untung sehingga kembali ke zona merah setelah terimbas pelemahan bursa saham Asia," pungkasnya.

Tampaknya sentimen jelang sidang FOMC turut menghambat IHSG untuk dapat melanjutkan laju positifnya. Laju nilai tukar rupiah yang kembali melemah, investor asing yang kembali jualan, dan pembukaan pasar saham Eropa yang di area negatif saat itu turut menghambat reli lanjutan IHSG.

Adanya kenaikan pada beberapa saham second liner dan sedikitnya saham-saham big caps yang menguat, ditambah lagi dengan imbas variatifnya bursa saham Asia, masih melemahnya nilai rupiah, asing yang masih jualan dan pola doji teknikal yang terbentuk membuat IHSG tetap mendekam di zona merah.

Kondisi berubah setelah rilis hasil sidang FOMC The Fed yang diluar perkiraan dimana memutuskan untuk melanjutkan bond buying program senilai USD85 miliar/bulan dan tetapnya suku bunga rendah AS di level 0,25 persen.

Pelaku pasar antusias dan kembali masuk pasar. Bahkan eforia yang berlebihan membuat IHSG melonjak signifikan dan kembali meninggalkan utang gap di level 4.505-4.576.

Hijaunya mayoritas bursa saham Asia, kembalinya asing masuk, dan penurunan signifikan USD terhadap rupiah mendorong IHSG masuk ke zona hijau. Akan tetapi, di akhir pekan IHSG harus rela tertekan oleh aksi jual.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0993 seconds (0.1#10.140)