Akses pendidikan wanita dan pertumbuhan ekonomi berkaitan
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah laporan tinjauan terbaru dari MasterCard menggarisbawahi bahwa pertumbuhan ekonomi di suatu pasar berkaitan erat dengan kesempatan yang ditawarkan bagi setengah dari populasinya yaitu wanita. Selain akses ke pendidikan, masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai adanya kesetaraan dan pemberdayaan pada segmen ini.
Secara khusus, studi yang dilakukan terhadap 17 pasar di Asia bertujuan untuk mengidentifikasi peran pendidikan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Berdasarkan laporan ini, peran serta pendidikan kaum wanita di Indonesia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1980, terutama di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Meski terdapat kenaikan, namun tingkat partisipasi tenaga kerja wanita relatif statis, walaupun terdapat faktor-faktor seperti relatif rendahnya biaya untuk bantuan urusan rumah tangga, jaringan keluarga besar dan kesetaraan gender di tempat kerja yang kesemuanya merupakan indikator positif bagi Indonesia untuk peningkatan peran perempuan dalam hal partisipasi ekonomi.
"Ada urgensi untuk lebih memahami bagaimana partisipasi tenaga kerja wanita dapat dikembangkan di wilayah yang beragam seperti Asia. Sementara pasar seperti Jepang dan Korea Selatan mengalami penuaan secara mengejutkan, pasar lain seperti Kamboja dan Myanmar mulai melangkah ke panggung global setelah mereka melakukan reformasi ekonomi," ujar Global Economic Advisor, MasterCard, Yuwa Hedrick-Won dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (25/9/2013).
Menurutnya, di semua pasar ini, meningkatnya tingkat partisipasi tenaga kerja wanita menawarkan solusi yang jelas untuk pencapaian pembangunan ekonomi.
Membandingkan data historis antara tingkat pendidikan seseorang pada pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dengan tingkat partisipasi tenaga kerja, laporan ini mengidentifikasi bahwa terdapat hubungan yang jelas dan positif antara tingkat pendidikan menengah seseorang dengan produktivitas per karyawan.
Hubungan ini terus memegang peranan penting dalam tingkat pendidikan tinggi seseorang akan tetapi setelah tingkatan tertentu, tampaknya terdapat hubungan yang kurang kuat antara persediaan tenaga kerja wanita yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan tingkat partisipasi tenaga kerja wanita.
"Ini dapat diartikan bahwa selain pendidikan, berbagai faktor yang berpengaruh pada kontribusi ekonomi kaum wanita terhadap lapangan kerja perlu diperhatikan termasuk faktor-faktor spesifik sosial budaya, keyakinan tradisional, dan kebijakan pemerintah," tandasnya.
Secara khusus, studi yang dilakukan terhadap 17 pasar di Asia bertujuan untuk mengidentifikasi peran pendidikan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Berdasarkan laporan ini, peran serta pendidikan kaum wanita di Indonesia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1980, terutama di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Meski terdapat kenaikan, namun tingkat partisipasi tenaga kerja wanita relatif statis, walaupun terdapat faktor-faktor seperti relatif rendahnya biaya untuk bantuan urusan rumah tangga, jaringan keluarga besar dan kesetaraan gender di tempat kerja yang kesemuanya merupakan indikator positif bagi Indonesia untuk peningkatan peran perempuan dalam hal partisipasi ekonomi.
"Ada urgensi untuk lebih memahami bagaimana partisipasi tenaga kerja wanita dapat dikembangkan di wilayah yang beragam seperti Asia. Sementara pasar seperti Jepang dan Korea Selatan mengalami penuaan secara mengejutkan, pasar lain seperti Kamboja dan Myanmar mulai melangkah ke panggung global setelah mereka melakukan reformasi ekonomi," ujar Global Economic Advisor, MasterCard, Yuwa Hedrick-Won dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (25/9/2013).
Menurutnya, di semua pasar ini, meningkatnya tingkat partisipasi tenaga kerja wanita menawarkan solusi yang jelas untuk pencapaian pembangunan ekonomi.
Membandingkan data historis antara tingkat pendidikan seseorang pada pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dengan tingkat partisipasi tenaga kerja, laporan ini mengidentifikasi bahwa terdapat hubungan yang jelas dan positif antara tingkat pendidikan menengah seseorang dengan produktivitas per karyawan.
Hubungan ini terus memegang peranan penting dalam tingkat pendidikan tinggi seseorang akan tetapi setelah tingkatan tertentu, tampaknya terdapat hubungan yang kurang kuat antara persediaan tenaga kerja wanita yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan tingkat partisipasi tenaga kerja wanita.
"Ini dapat diartikan bahwa selain pendidikan, berbagai faktor yang berpengaruh pada kontribusi ekonomi kaum wanita terhadap lapangan kerja perlu diperhatikan termasuk faktor-faktor spesifik sosial budaya, keyakinan tradisional, dan kebijakan pemerintah," tandasnya.
(gpr)