EEES bor empat sumur gas di Sengkang
A
A
A
Sindonews.com - Energy Equity Epic Sengkang (EEES) melakukan pengeboran terhadap empat sumur gas baru di lokasi blok Sengkang. Keempat sumur baru yang mulai dieksplorasi tersebut di Desa Lamiku dan Liu Kecamatan Majauleng.
"Untuk sumur EEES yang sudah beroperasi ada tiga sumur berlokasi di Desa Lamata dan Poleonro Kecamatan Gilireng dan Macanang Kecamatan Majauleng. Sementara yang sedang dilakukan pengeboran, tiga sumur berada di desa Lamiku dan satu sumur di Desa Liu," kata Humas EEES Baso Firman di sela-sela acara Forum Kehumasan, Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas (FKDPM)-SKK Migas wilayah Kalimantan Sulawesi, Papua dan Maluku di hotel clarion Makassar, Rabu (25/9/2013).
Dia menceritakan, gas pertama kali dihasilkan oleh lapangan Gas Kampung Baru pada Oktober 1997. Persetujuan POD (Plan of Development) Kampung Baru disetujui oleh BPPKA/Pertamina pada 1995 yang ditandai dengan pengeboran tiga sumur produksi dan pembangunan unit pengolahan gas, jalur pipa 8 inch sepanjang 30 km yang menghasilkan produksi gas sebesar 28 MMScd yang peruntukkannya untuk menyuplai gas bagi pembangkit listrik yang pada waktu itu disebut PLTGU Sengkang yang berkapasitas 135 MW.
"Permintaan suplai energy semakin meningkat sehingga pada bulan November 2008 produksi gas lapangan Kampung Baru ditingkatkan menjadi 39-40 MMSCFd yang dibarengi selesainya penginstalan Power Plant Gas Turbin yang berkapasitas 195 MW," katanya.
Pada 2010 EEES mengajukan tahapan pengembangan lapangan Gas POD baru yang terdiri dari lapangan Walanga, Sampisampi, dan Bonge yang disetujui oleh BP Migas pada bulan Juni 2011.
Tahap pengembangan ini rencana akan diperuntukkan untuk LNG (0,5 MPTA) yang membutuhkan pasokan 70 MMSCFd pada tahap pertama dan akan dikembangkan lagi pada tahap kedua dengan total 1 MPTA yang mana pengintalan LNG Plant tersebut berada 19 km disebelah timur laut Lapangan Gas Walanga.
"Pengembangan Lapangan Gas Walanga Sampisampi dan Bonge ini terdiri dari kegiatan pemboran sumur produksi sebanyak 6 buah, jalur pipa sepanjang 19 km, unit pengolahan gas, kompresor dan unit metering yang didesain untuk produksi 70 MMSCFd," katanya.
Smentara itu, dalam acara ini, tampil sebagai pembicara direktur FKDPM Muliana Sukardi dengan topik Peran Daerah sebagai penyangga kegiatan hulu migas, President Management Representative Pertamina EP Aset V Indonesia Timur Sulyasta Hastuti Wahyu dengan topik Kegiatan Operasi (Eksplorasi dan Exploitasi), Kepala Sub bagian Komunikasi dan Protokol SKK Migas Zudaldi Rafdi dengan topik pengenalan sistem kontrak PSC/DBH (Dana Bagi Hasil), Kaur Formalitas dan Perijinan SKK Migas Indah Sari dengan topik Perizinan dan Pertanahan dan Kaur Media SKK Migas Ryan B.W dengan topik CSR Indutri Hulu Migas.
President Management Representative Pertamina EP Aset V Indonesia Timur, Sulyasta Hastuti Wahyu yang membahas topik Kegiatan (Operasi Eksplorasi dan Exploitasi) mengatakan, eksploitasi maupun explorasi tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"SKK Migas di sini hanyalah sebagai mandor, dan KKKS adalah pekerja. Dalam kegiatan migas investor kadang merugi, karena gas ataupun minyak yang dibor tidak ditemukan," katanya.
"Untuk sumur EEES yang sudah beroperasi ada tiga sumur berlokasi di Desa Lamata dan Poleonro Kecamatan Gilireng dan Macanang Kecamatan Majauleng. Sementara yang sedang dilakukan pengeboran, tiga sumur berada di desa Lamiku dan satu sumur di Desa Liu," kata Humas EEES Baso Firman di sela-sela acara Forum Kehumasan, Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas (FKDPM)-SKK Migas wilayah Kalimantan Sulawesi, Papua dan Maluku di hotel clarion Makassar, Rabu (25/9/2013).
Dia menceritakan, gas pertama kali dihasilkan oleh lapangan Gas Kampung Baru pada Oktober 1997. Persetujuan POD (Plan of Development) Kampung Baru disetujui oleh BPPKA/Pertamina pada 1995 yang ditandai dengan pengeboran tiga sumur produksi dan pembangunan unit pengolahan gas, jalur pipa 8 inch sepanjang 30 km yang menghasilkan produksi gas sebesar 28 MMScd yang peruntukkannya untuk menyuplai gas bagi pembangkit listrik yang pada waktu itu disebut PLTGU Sengkang yang berkapasitas 135 MW.
"Permintaan suplai energy semakin meningkat sehingga pada bulan November 2008 produksi gas lapangan Kampung Baru ditingkatkan menjadi 39-40 MMSCFd yang dibarengi selesainya penginstalan Power Plant Gas Turbin yang berkapasitas 195 MW," katanya.
Pada 2010 EEES mengajukan tahapan pengembangan lapangan Gas POD baru yang terdiri dari lapangan Walanga, Sampisampi, dan Bonge yang disetujui oleh BP Migas pada bulan Juni 2011.
Tahap pengembangan ini rencana akan diperuntukkan untuk LNG (0,5 MPTA) yang membutuhkan pasokan 70 MMSCFd pada tahap pertama dan akan dikembangkan lagi pada tahap kedua dengan total 1 MPTA yang mana pengintalan LNG Plant tersebut berada 19 km disebelah timur laut Lapangan Gas Walanga.
"Pengembangan Lapangan Gas Walanga Sampisampi dan Bonge ini terdiri dari kegiatan pemboran sumur produksi sebanyak 6 buah, jalur pipa sepanjang 19 km, unit pengolahan gas, kompresor dan unit metering yang didesain untuk produksi 70 MMSCFd," katanya.
Smentara itu, dalam acara ini, tampil sebagai pembicara direktur FKDPM Muliana Sukardi dengan topik Peran Daerah sebagai penyangga kegiatan hulu migas, President Management Representative Pertamina EP Aset V Indonesia Timur Sulyasta Hastuti Wahyu dengan topik Kegiatan Operasi (Eksplorasi dan Exploitasi), Kepala Sub bagian Komunikasi dan Protokol SKK Migas Zudaldi Rafdi dengan topik pengenalan sistem kontrak PSC/DBH (Dana Bagi Hasil), Kaur Formalitas dan Perijinan SKK Migas Indah Sari dengan topik Perizinan dan Pertanahan dan Kaur Media SKK Migas Ryan B.W dengan topik CSR Indutri Hulu Migas.
President Management Representative Pertamina EP Aset V Indonesia Timur, Sulyasta Hastuti Wahyu yang membahas topik Kegiatan (Operasi Eksplorasi dan Exploitasi) mengatakan, eksploitasi maupun explorasi tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"SKK Migas di sini hanyalah sebagai mandor, dan KKKS adalah pekerja. Dalam kegiatan migas investor kadang merugi, karena gas ataupun minyak yang dibor tidak ditemukan," katanya.
(gpr)