Keran ekspor biji kopi di Jabar mulai dibuka
Selasa, 01 Oktober 2013 - 15:59 WIB
Keran ekspor biji kopi di Jabar mulai dibuka
A
A
A
Sindonews.com - Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) memastikan segera membuka keran ekspor biji kopi Jawa Barat (Jabar) ke sejumlah negara dunia. Upaya ini diharapkan meningkatkan harga beli biji kopi Jabar di tingkat petani.
Ekspor biji kopi Jabar ke sejumlah negera seperti Amerika, Eropa, dan Asia, selama ini melalui Surabaya dan Medan. Panjangnya alur distribusi ekspor biji kopi dari Jabar, membuat harga kopi di tingkat petani kurang menjanjikan.
"Setelah DPD AEKI Jabar terbentuk, kami berharap ekspor biji kopi dari Jabar ke sejumlah negara bisa dibuka. Kami optimistis, tahun ini bisa dimulai," kata Ketua Umum DPP AEKI, Irfan Anwar pada Rapat Pembentukan DPD AEKI Jabar di Grand Royal Panghegar, Kota Bandung, Selasa (1/10/2013).
Ketika disinggung target, Irfan belum bisa memperkirakannya. AEKI menargetkan, sisa waktu tiga bulan sampai akhir 2013, bisa dimanfaatkan untuk membuka keran ekspor ke beberapa Negara.
Walaupun, kata dia, produksi biji kopi Jabar saat ini masih sangat rendah. Yaitu 1.000 sampai 3.000 ton per tahun dengan rata-rata produksi 2,3 ton per tahun per hektare.
Ekspor biji kopi Jabar ke sejumlah negera seperti Amerika, Eropa, dan Asia, selama ini melalui Surabaya dan Medan. Panjangnya alur distribusi ekspor biji kopi dari Jabar, membuat harga kopi di tingkat petani kurang menjanjikan.
"Setelah DPD AEKI Jabar terbentuk, kami berharap ekspor biji kopi dari Jabar ke sejumlah negara bisa dibuka. Kami optimistis, tahun ini bisa dimulai," kata Ketua Umum DPP AEKI, Irfan Anwar pada Rapat Pembentukan DPD AEKI Jabar di Grand Royal Panghegar, Kota Bandung, Selasa (1/10/2013).
Ketika disinggung target, Irfan belum bisa memperkirakannya. AEKI menargetkan, sisa waktu tiga bulan sampai akhir 2013, bisa dimanfaatkan untuk membuka keran ekspor ke beberapa Negara.
Walaupun, kata dia, produksi biji kopi Jabar saat ini masih sangat rendah. Yaitu 1.000 sampai 3.000 ton per tahun dengan rata-rata produksi 2,3 ton per tahun per hektare.
(izz)
