Harga minyak dunia stabil jelang data energi AS

Rabu, 02 Oktober 2013 - 20:20 WIB
Harga minyak dunia stabil...
Harga minyak dunia stabil jelang data energi AS
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia relatif stabil, di mana para pedagang menunggu rilis data stok energi Amerika Serikat (AS) setelah terperosok akibat shutdown pemerintah Obama.

Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 17 sen menjadi USD101,87 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November naik dua sen berdiri di angka USD107,96 per barel pada perdagangan di London.

"Fokus utama ada pada laporan fundamental minyak mingguan Departemen Energi (AS)dengan perkiraan persediaan minyak mentah menumpuk," kata Myrto Sokou, analis peneliti senior broker Sucden, seperti dilansir dari AFP, Rabu (2/10/2013).

Analis memperkirakan bahwa stok minyak mentah melonjak 2,1 juta barel untuk pekan yang berakhir 27 September, menurut survei Dow Jones Newswires.

Amerika Serikat adalah konsumen minyak mentah terbesar di dunia dan laporan mingguan memberikan indikasi kuatnya permintaan energi di negara tersebut.

Sementara investor tampak lebih tenang atas shutdown pemerintah AS, yang telah melihat sekitar 800.000 pekerja pemerintah dirumahkan tanpa mendapat bayaran.

Di tempat lain, Menteri Perminyakan Libya mengatakan, pihaknya berharap untuk cepat melanjutkan output normal sebesar 1,6 juta barel per hari, setelah sempat terhenti karena pemogokan.

"Kami berhasil mencapai kesepakatan dengan sebagian besar pihak, hanya beberapa orang yang masih membuat masalah bagi kita," kata Menteri Perminyakan Libya, Abdelbari al-Aroussi.

Output Libya anjlok hingga di bawah 150.000 barel per hari akibat serangan atas dugaan korupsi dengan menutup fasilitas produksi dan ekspor, yang membantu menjaga harga minyak global tinggi.

Aroussi menyebutkan, pemerintah tidak beralih untuk memaksa dan berharap sesegera mungkin bisa membujuk holdouts untuk kembali bekerja.

"Segera setelah kami memecahkan masalah ini, saya percaya bahwa kita dapat menempatkan kembali produksi dalam 3-4 hari," kata Aroussi.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8434 seconds (0.1#10.140)