Sektor jasa Inggris September tertinggi dalam 16 tahun

Kamis, 03 Oktober 2013 - 18:58 WIB
Sektor jasa Inggris...
Sektor jasa Inggris September tertinggi dalam 16 tahun
A A A
Sindonews.com - Sektor jasa Inggris secara kuartalan berada di angka tertinggi dalam lebih dari 16 tahun dengan pertumbuhan yang solid terjadi pada September 2013. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian mendekati momentum sebelum dilanda krisis.

Dilansir dari Reuters, Kamis (3/10/2013), Markit utama/CIPS mencatat Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) untuk sektor jasa, yang memberikan kontribusi lebih dari tiga perempat bagi ekonomi, datang di angka 60,3 poin pada bulan lalu, tidak jauh dengan angka tertinggi tujuh tahun lalu 60,5 poin.

Markit mengungkapkan, dikombinasikan dengan survei manufaktur dan konstruksi pada awal pekan ini, data menyiratkan ekonomi tumbuh 1,2 persen pada periode Juli-September 2013, tingkat ekspansi yang belum pernah terlihat sejak akhir 2007.

Pekerjaan, yang diawasi ketat Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE), indikator kunci yang menjadi pedoman kebijakan baru terhadap suku bunga, tumbuh di tiga sektor.

Pound naik mendekati level tertinggi untuk sembilan bulan terhadap dolar AS/USD, dan harga obligasi berisiko rendah pemerintah Inggris turun kembali setelah rilis.

"Tidak ada kesalahan ekonomi tumbuh cepat," kata David Tinsley, ekonom BNP Paribas.

Pemulihan di pasar perumahan adalah salah satu pendorong utama pertumbuhan di sektor jasa. Sementara layanan konsumen terus berjuang.

Selama kuartal ketiga secara keseluruhan, indeks utama layanan yang mengukur perubahan aktivitas, termasuk pendapatan dan jam biaya kerja, dari bulan sebelumnya berada di rata-rata tingkat tertinggi sejak kuartal kedua 1997.

Indeks komposit Markit yang menyatukan survei jasa, manufaktur dan konstruksi di kuartal ketiga rata-rata 60,2 poin, pembacaan terbaik sejak pencatatan dimulai pada 1998 .

Kini, ekonom memproyeksikan kenaikan produk domestik bruto (PDB) Inggris sekitar 1 persen pada kuartal tersebut, meskipun beberapa pihak mengingatkan bahwa pertumbuhan mungkin mereda tahun depan.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0652 seconds (0.1#10.140)