Bank Dunia: Ekonomi RI masih kokoh meski mengecil

Jum'at, 04 Oktober 2013 - 14:56 WIB
Bank Dunia: Ekonomi RI masih kokoh meski mengecil
Bank Dunia: Ekonomi RI masih kokoh meski mengecil
A A A
Sindonews.com - Bank Dunia mengingatkan kondisi moneter di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang semakin ketat. Pertumbuhan kredit diakui masih tinggi, tapi pinjaman-pinjaman baru melambat dan akan terus terjadi.

"Melambatnya permintaan domestik baru benar-benar terlihat pada kuartal kedua. Namun terlihat jelas bila dibandingkan saat tertinggi pada 2012," kata Lead Economist & Sector Manager World Bank Indonesia, Jim Brumby seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Jumat (4/10/2013).

Menurut dia, melemahnya permintaan domestik terus terjadi akibat penyesuaian terkait gejolak ekonomi dunia, di samping juga karena tingginya laju inflasi saat itu.

Sementara, secara investasi menurun signifikan, dari puncaknya 12 persen pada pertengahan 2012 jadi berkurang dari 5 persen pada kuartal kedua 2013.

Terkait hal itu, Bank Dunia telah mengoreksi proyeksi pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB ) Indonesia untuk 2013 menjadi 5,6 persen, dan melemah jadi 5,3 persen pada 2014.

Bila ini bisa dicapai Indonesia, menurut Brumby, akan menunjukkan kinerja yang baik bagi Indonesia. "Bila proyeksi pertumbuhan kami berjalan, kinerja ekonomi Indonesia masih kokoh dibanding negara-negara mitra dagang utama meski perbedaan mengecil," ujar Brumby.

Dia memberikan tiga saran kepada pemerintah dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia yang disebut dengan tiga R. Yaitu, responding yakni tanggap untuk memfasilitasi penyesuaian jangka pendek, reducing uncertainty yaitu mengurangi ketidakpastian dengan rencana cadangan dan komunikasi oleh pihak otoritas untuk tingkatkan kepercayaan, dan refocusing adalah memfokuskan upaya kebijakan untukk tingkatkan daya saing dan tingkat pertumbuhan.

Terkait dengan refocusing, lanjut Brumby, bisa dicapai melalui implementasi paket kebijakan ekonomi Agustus, menambah inisiatif-insiatif yang tidak terlalu sulit seperti fasilitasi perdagangan, dan terakhir melanjutkan reformasi sektor finansial.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8033 seconds (0.1#10.140)