Menkeu Jepang peringatkan konsekuensi default utang AS
A
A
A
Sindonews.com -Kekhawatiran dilontarkan berbagai pihak dari belahan dunia atas krisis keuangan pemerintah Amerika Serikat (AS). Salah satunya dilontarkan Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, Jumat (4/10/2013).
Dia mendesak AS segera menyelesaikan kebuntuan politik di Washington dan memperingatkan konsekuensi suram bagi perekonomian global jika itu mengarah ke default utang.
Aso mengatakan kebuntuan saat ini, di mana penolakan Partai Republik di Kongres untuk meloloskan RUU anggaran telah mengakibatkan shutdown pemerintah AS pertama dalam 17 tahun, sudah mempengaruhi pasar mata uang.
"Saya rasa ini mungkin bisa mengakibatkan situasi di mana dolar (USD) akan dijual dan yen akan dibeli," ujarnya kepada wartawan, seperti dilansir dari AFP.
Yen telah melonjak ke angka tertinggi multi-bulan terhadap dolar, karena para pedagang pindah dari greenback ke safe haven mata uang Jepang.
Jatuhnya dolar AS menjadi berita buruk bagi eksportir Jepang, pendorong utama pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia, karena mengikis keuntungan yang dipulangkan ke dalam negeri.
"Pemikiran saya adalah batas utang akan memiliki dampak yang signifikan bagi internasional," kata Aso, mengacu pada tenggat waktu di mana pemerintah AS harus menaikkan plafon dan membayar utang (17 Oktober mendatang). Di mana Jepang merupakan pemegang utama utang pemerintah AS.
Komentar Aso datang setelah Presiden AS Barack Obama membatalkan tur ke Asia untuk menyelesaikan krisis di dalam negeri. "Karena shutdown pemerintah, perjalanan Presiden Obama ke Indonesia dan Brunei dibatalkan," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.
Dia mendesak AS segera menyelesaikan kebuntuan politik di Washington dan memperingatkan konsekuensi suram bagi perekonomian global jika itu mengarah ke default utang.
Aso mengatakan kebuntuan saat ini, di mana penolakan Partai Republik di Kongres untuk meloloskan RUU anggaran telah mengakibatkan shutdown pemerintah AS pertama dalam 17 tahun, sudah mempengaruhi pasar mata uang.
"Saya rasa ini mungkin bisa mengakibatkan situasi di mana dolar (USD) akan dijual dan yen akan dibeli," ujarnya kepada wartawan, seperti dilansir dari AFP.
Yen telah melonjak ke angka tertinggi multi-bulan terhadap dolar, karena para pedagang pindah dari greenback ke safe haven mata uang Jepang.
Jatuhnya dolar AS menjadi berita buruk bagi eksportir Jepang, pendorong utama pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia, karena mengikis keuntungan yang dipulangkan ke dalam negeri.
"Pemikiran saya adalah batas utang akan memiliki dampak yang signifikan bagi internasional," kata Aso, mengacu pada tenggat waktu di mana pemerintah AS harus menaikkan plafon dan membayar utang (17 Oktober mendatang). Di mana Jepang merupakan pemegang utama utang pemerintah AS.
Komentar Aso datang setelah Presiden AS Barack Obama membatalkan tur ke Asia untuk menyelesaikan krisis di dalam negeri. "Karena shutdown pemerintah, perjalanan Presiden Obama ke Indonesia dan Brunei dibatalkan," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.
(dmd)