Banyak miliarder lahir bergantung pada pemerintah
A
A
A
Sindonews.com - Head of Emerging Markets and Global Macro di Morgan Stanley Investment Management, Ruchir Sharma mengkritik banyaknya miliarder yang lahir di negara berkembang karena kontrak-kontrak dengan pemerintah.
Dia berharap ke depannya akan banyak miliarder yang masuk majalah ternama Forbes yang lahir karena sukses dalam mengelola manufaktur.
"Hal tersebut banyak terjadi di India, Malaysia, Rusia, dan Meksiko. Namun ada juga miliarder yang sukses tanpa bergantung pemerintah seperti di China, Jepang, dan Korea Selatan," jelasnya di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Senin (7/10/2013).
Dia juga menyebut negara-negara ini dengan negara yang menerapkan 'Peraturan Helikopter' karena banyak miliardernya yang lebih suka menggunakan helikopter karena ada ketimpangan infrastruktur jalan raya.
Sharma melihat ini adalah fenomena yang menyedihkan karena ini menandakan kesenjangan yang terjadi di negara-negara berkembang.
"Saya pernah ke Brasil bertemu salah seorang CEO, yang terjadi saya seperti James Bond karena apabila terlambat mereka memilih menggunakan helikopter. Ini sebenarnya buruk," pungkasnya.
Dia berharap ke depannya akan banyak miliarder yang masuk majalah ternama Forbes yang lahir karena sukses dalam mengelola manufaktur.
"Hal tersebut banyak terjadi di India, Malaysia, Rusia, dan Meksiko. Namun ada juga miliarder yang sukses tanpa bergantung pemerintah seperti di China, Jepang, dan Korea Selatan," jelasnya di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Senin (7/10/2013).
Dia juga menyebut negara-negara ini dengan negara yang menerapkan 'Peraturan Helikopter' karena banyak miliardernya yang lebih suka menggunakan helikopter karena ada ketimpangan infrastruktur jalan raya.
Sharma melihat ini adalah fenomena yang menyedihkan karena ini menandakan kesenjangan yang terjadi di negara-negara berkembang.
"Saya pernah ke Brasil bertemu salah seorang CEO, yang terjadi saya seperti James Bond karena apabila terlambat mereka memilih menggunakan helikopter. Ini sebenarnya buruk," pungkasnya.
(izz)