Imbas melemahnya rupiah, ekspor perhiasan jatim anjlok
A
A
A
Sindonews.com - Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar juga berimbas kepada ekspor perhiasan Jawa Timur. Tahun ini diprediksi ekspor perhiasan Jawa Timur turun hingga 30 persen dibanding 2012.
"Gejolak emas dunia ini memang mempengaruhi ekspor perhiasan Jawa Timur ke sejumlah negara. Tahun lalu ekspor perhiasan Jawa Timur mencapai USD826 juta, saat ini sekitar USD500 Juta. Ada penuruan sekitar 30 persen," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Budi Setyawan di sela pembukaan Jewellery Fair di Surabaya, Selasa (8/10/2013).
Kata Budi, sasaran ekspor perhiasan Jawa Timur ini adalah sejumlah negara di Afrika, Hong Kong dan India. Namun, untuk pasar terbesar adalah Afrika Selatan.
Karena gejolak nilai rupiah kemarin, hingga saat ini belum pulih dan membuat ekspor perhiasan menurun. Selain itu ada asumsi, masyarakat tidak akan membeli emas karena kondisinya masih belum stabil.
Sementara untuk perajin, di Jawa Timur ini terdapat 1.854 Industri Kecil Menangah (IKM) yang berkecimpung di dunia perhiasan dan tersebar di Surabaya, Gresik, Malang, Sidoarjo, Pacitan. Setidaknya, IKM-IKM itu mampu menampung 17.600 tenaga kerja.
Masih Kata Budi, meski pasar ekspor mengalami penurunan namun yang semakin tumbuh adalah pasar domestik. Oleh karena ini, sejumlah perajin mulai menyasar pasar domestik. Peningkatan itu, dipicu denga banyaknya orang kaya baru (OKB).
"Banyak OKB ini membuat pasar perhiasan domestik tumbuh. Rata-rata mereka ingin konsumsi namun juga beriventasi. Nah, emas inilah menjadi solusinya. Setidaknya, pemeran ini akan meningkatkan pasar domestik," kata Budi.
Budi juga menyarankan kepada IKM-IKM untuk lebih mengedepankan nilai artistik dalam sebuah perhiasan. Dengan begitu, harga sebuah perhiasan akan berbeda karena desainnya meski kadar emasnya sama.
"Pemerintah juga berupaya memberikan pembinaan. Salah satunya adalah lomba desain perhiasan antar IKM-IKM di Jatim," tandas Budi.
Sementara itu Sekjend Asosiasi Pengusaha Emas Permata Indonesia (APEPI) Iskandar Husain menambahkan, ajang International Jewellery Fair ini adalah untuk mendukung geliat UKM dan IKM perajin perhiasan. Di tempat ini pula akan bertemu sejumlah Buyer dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, sesama IKM dan UKM akan bertukar ide untuk mengeluarkan trend perhiasan di tahun 2014 mendatang. "Ada 6 peserta dari luar negeri. Kami berharap pertumbuhan UKM dan IKM perajin perhiasan dapt tumbuh seiring meningkatnya pasar domestik," tambahnya.
"Gejolak emas dunia ini memang mempengaruhi ekspor perhiasan Jawa Timur ke sejumlah negara. Tahun lalu ekspor perhiasan Jawa Timur mencapai USD826 juta, saat ini sekitar USD500 Juta. Ada penuruan sekitar 30 persen," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Budi Setyawan di sela pembukaan Jewellery Fair di Surabaya, Selasa (8/10/2013).
Kata Budi, sasaran ekspor perhiasan Jawa Timur ini adalah sejumlah negara di Afrika, Hong Kong dan India. Namun, untuk pasar terbesar adalah Afrika Selatan.
Karena gejolak nilai rupiah kemarin, hingga saat ini belum pulih dan membuat ekspor perhiasan menurun. Selain itu ada asumsi, masyarakat tidak akan membeli emas karena kondisinya masih belum stabil.
Sementara untuk perajin, di Jawa Timur ini terdapat 1.854 Industri Kecil Menangah (IKM) yang berkecimpung di dunia perhiasan dan tersebar di Surabaya, Gresik, Malang, Sidoarjo, Pacitan. Setidaknya, IKM-IKM itu mampu menampung 17.600 tenaga kerja.
Masih Kata Budi, meski pasar ekspor mengalami penurunan namun yang semakin tumbuh adalah pasar domestik. Oleh karena ini, sejumlah perajin mulai menyasar pasar domestik. Peningkatan itu, dipicu denga banyaknya orang kaya baru (OKB).
"Banyak OKB ini membuat pasar perhiasan domestik tumbuh. Rata-rata mereka ingin konsumsi namun juga beriventasi. Nah, emas inilah menjadi solusinya. Setidaknya, pemeran ini akan meningkatkan pasar domestik," kata Budi.
Budi juga menyarankan kepada IKM-IKM untuk lebih mengedepankan nilai artistik dalam sebuah perhiasan. Dengan begitu, harga sebuah perhiasan akan berbeda karena desainnya meski kadar emasnya sama.
"Pemerintah juga berupaya memberikan pembinaan. Salah satunya adalah lomba desain perhiasan antar IKM-IKM di Jatim," tandas Budi.
Sementara itu Sekjend Asosiasi Pengusaha Emas Permata Indonesia (APEPI) Iskandar Husain menambahkan, ajang International Jewellery Fair ini adalah untuk mendukung geliat UKM dan IKM perajin perhiasan. Di tempat ini pula akan bertemu sejumlah Buyer dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, sesama IKM dan UKM akan bertukar ide untuk mengeluarkan trend perhiasan di tahun 2014 mendatang. "Ada 6 peserta dari luar negeri. Kami berharap pertumbuhan UKM dan IKM perajin perhiasan dapt tumbuh seiring meningkatnya pasar domestik," tambahnya.
(gpr)