RI-Rusia sepakat bangun rel kereta api di Kaltim
A
A
A
Sindonews.com - Rencana pembangunan rel kereta api untuk angkutan batu bara dan sawit di Kalimantan Timur (Kaltim) segera terealisasi.
Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak menegaskan, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menyampaikan rencana tersebut ke Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pertemuan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) di Bali beberapa waktu lalu dan telah disepakati.
Dengan demikian, pembangunan rel kereta api di Kaltim untuk transportasi alternatif industri mengalami kemajuan. Komitmen investor asing langsung didukung kepala negara asal investor tersebut.
"Untuk tahap awal, pembangunan rel kereta api ini dimanfaatkan industri, tidak hanya batu bara, namun juga Crude Palm Oil (CPO/minyak kelapa sawit). Seiring waktu, nantinya akan digunakan untuk angkutan orang," kata Awang, Kamis (10/10/2013).
Dia menegaskan, proyek rel kereta api ini masuk dalam Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sehingga izin dari pemerintah pusat mudah diberikan. "Kami akan bantu proses perizinannya agar cepat selesai," kata dia.
Proyek rel kereta api yang ditangani investor asal Rusia, PT Kereta Api Borneo (anak perusahaan Russian Railways), akan dibangun sepanjang 191 kilometer. Jalur kereta api yang akan dibangun dari Kutai Barat hingga Balikpapan melewati Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Awal rencana pembangunannya sepanjang 281 kilometer. Seiring waktu panjang rel dipangkas 90 kilometer," pungkas Awang.
Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak menegaskan, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menyampaikan rencana tersebut ke Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pertemuan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) di Bali beberapa waktu lalu dan telah disepakati.
Dengan demikian, pembangunan rel kereta api di Kaltim untuk transportasi alternatif industri mengalami kemajuan. Komitmen investor asing langsung didukung kepala negara asal investor tersebut.
"Untuk tahap awal, pembangunan rel kereta api ini dimanfaatkan industri, tidak hanya batu bara, namun juga Crude Palm Oil (CPO/minyak kelapa sawit). Seiring waktu, nantinya akan digunakan untuk angkutan orang," kata Awang, Kamis (10/10/2013).
Dia menegaskan, proyek rel kereta api ini masuk dalam Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sehingga izin dari pemerintah pusat mudah diberikan. "Kami akan bantu proses perizinannya agar cepat selesai," kata dia.
Proyek rel kereta api yang ditangani investor asal Rusia, PT Kereta Api Borneo (anak perusahaan Russian Railways), akan dibangun sepanjang 191 kilometer. Jalur kereta api yang akan dibangun dari Kutai Barat hingga Balikpapan melewati Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Awal rencana pembangunannya sepanjang 281 kilometer. Seiring waktu panjang rel dipangkas 90 kilometer," pungkas Awang.
(izz)