Permintaan sapi kurban di Makassar naik 20%

Sabtu, 12 Oktober 2013 - 17:18 WIB
Permintaan sapi kurban...
Permintaan sapi kurban di Makassar naik 20%
A A A
Sindonews.com - Permintaan sapi kurban di Kota Makassar, Sulawesi Selatan menjelang Idul Adha 1434 Hijriah meningkat 20 persen dibanding tahun sebelumnya.

Hingga H-3 Idul Adha, jumlah sapi kurban yang sudah melewati pemeriksaan dan mendapatkan surat sehat di Rumah Potong Hewan (RPH) Tamangapa sudah mencapai 4.200 ekor. Sementara, jumlah sapi kurban yang melewati pemeriksaan di RPH Tamangapa tahun lalu hanya sekitar 3.000 ekor dari H-7 sampai H+3 lebaran.

“Kalau melihat sapi kurban yang sudah menjalani pemeriksaan kesehatan hingga sekarang sekitar 4.200 ekor. Kita perkirakan jumlah hewan kurban sapi di Makassar pada musim kurban tahun ini meningkat sekitar 20 persen dibanding tahun lalu. Puncak penjualan H-1 dan H-2,” kata Dirut RPH Tamangapa, Sudirman Lanurung saat ditemui di RPH Tamangapa, Kecamatan Manggala, Sabtu (12/10/2013).

Menurut dia, itu belum termasuk sapi kurban yang menjalani pemeriksaan di eks terminal Toddopuli, Kecamatan Panakukang dan samping Masjid Al Markas Kecamatan Bontoala. Kedua lokasi ini diizinkan sementara menjual hewan ternak kurban di luar RPH selama H-7 sampai H+3.

“Belum termasuk di luar RPH yang kita perkirakan lebih banyak lagi. Selain di RPH ada dua tempat lain yang disiapkan pemkot untuk pemeriksaan kesehatan, yakni samping Al Markas dan eks terminal Toddopuli,” lanjutnya.

Sementara, Pasar Ternak Pemkot Makassar di samping RPH Tamangapa sepi dari pedagang maupun penjual hewan kurban. Hanya, Syamsinar, 53, yang masih bertahan menjual kambing dan sapi.

Ibu rumah tangga asal Malakaji, Kabupaten Gowa ini mengaku sudah empat tahun jualan di lokasi tersebut. Pasar ternak ini ditinggalkan penjual karena sempit dan tidak memiliki fasilitas selayaknya pasar ternak.

“Dulu penjual lari semua ke pinggir jalan, hanya saya sendiri tinggal. Alhamdulillah sekarang sudah mulai ada penjual meski masih sedikit. Kita harapkan semua penjual ternak kembali ke sini agar pembeli mau datang. Apalagi jualan ternak dalam kota juga dilarang,” ujarnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0715 seconds (0.1#10.140)