Jabar merasa dianaktirikan soal kuota sapi impor
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (Apdasi) Jawa Barat (Jabar), Dadang Iskandar menilai, minimnya kuota sapi impor yang disuplai ke Jabar bentuk ketidakpedulian pemerintah terhadap tingginya harga sapi di kawasan ini.
Mestinya, lanjut Dadang, kuota sapi impor untuk Jabar bisa 50 persen dari total impor sapi. Hal itu berkaca pada tingginya kebutuhan sapi di kawasan ini. Dadang memperkirakan, Jabar membutuhkan sekurang-kurangnya 800 ribu ekor sapi per tahun.
"Selama ini, Apdasi Jabar giat mengusulkan dan memperjuangkan agar dilakukan impor sapi. Tapi ternyata, perjuangan kami sia-sia. Karena sapi sapi tersebut lebih banyak disuplai ke DKI Jakarta," tuturnya. Selasa (15/10/2013).
Namun, Apdasi mengaku tidak bisa berbuat banyak. Pasca Idul Adha, Apdasi pesimistis harga daging sapi di Jabar stabil. Apalagi bila suplai sapi impor ke Jabar minim.
Saat ini, pedagang kesulitan mendapat sapi hidup. Akibatnya harga daging sapi berpotensi kembali melambung. Pemerintah dinilai selalu terlambat mengantisipasi tingginya harga sapi di pasaran.
Mestinya, lanjut dia, pemerintah bisa mengantisipasi sebelum harga sapi melambung. "Jangan harga sudah naik baru ribut ribut impor sapi," pungkas dia.
Mestinya, lanjut Dadang, kuota sapi impor untuk Jabar bisa 50 persen dari total impor sapi. Hal itu berkaca pada tingginya kebutuhan sapi di kawasan ini. Dadang memperkirakan, Jabar membutuhkan sekurang-kurangnya 800 ribu ekor sapi per tahun.
"Selama ini, Apdasi Jabar giat mengusulkan dan memperjuangkan agar dilakukan impor sapi. Tapi ternyata, perjuangan kami sia-sia. Karena sapi sapi tersebut lebih banyak disuplai ke DKI Jakarta," tuturnya. Selasa (15/10/2013).
Namun, Apdasi mengaku tidak bisa berbuat banyak. Pasca Idul Adha, Apdasi pesimistis harga daging sapi di Jabar stabil. Apalagi bila suplai sapi impor ke Jabar minim.
Saat ini, pedagang kesulitan mendapat sapi hidup. Akibatnya harga daging sapi berpotensi kembali melambung. Pemerintah dinilai selalu terlambat mengantisipasi tingginya harga sapi di pasaran.
Mestinya, lanjut dia, pemerintah bisa mengantisipasi sebelum harga sapi melambung. "Jangan harga sudah naik baru ribut ribut impor sapi," pungkas dia.
(izz)