Gita temukan harga daging sapi masih tinggi
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga barang usai Hari Raya Idul Adha di Pasar Modern Ciledug, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, hari ini.
Dari sidak tersebut ditemukan sejumlah harga komoditi yang masih tinggi seperti daging sapi mencapai Rp95 ribu per kilogram (Kg) dan cabai mencapai Rp45 ribu per kg. Sedangkan kebutuhan pokok lainnya dinilai stabil.
"Daging sapi ini harganya mahal karena produksi nasional kurang. Insya Allah pekan depan harganya sudah turun karena pemerintah mulai impor daging sapi. Kalau cabai dari sentranya masih tersendat karena belum panen. Kemungkinan pekan depan panen dan bisa turun ke pasar," ujar Mendag dalam kesempatan tersebut, Kamis (17/10/2013).
Menurutnya, kunjungan tersebut untuk memantau perkembangan harga di pasar yang sempat mengalami kenaikan menjelang Hari Raya Idul Adha. "Pemerintah terus berusaha agar stabilitas harga bahan pokok bisa terjaga dan bisa terkontrol," kata Gita.
Berdasarkan perkembangan harga rata-rata bahan pokok di tingkat nasional, jika pada 16 Oktober dibandingkan dengan 15 Oktober (Saat Idul Adha), komoditas yang mengalami penurunan seperti bawang merah sebesar 1,02 persen menjadi Rp26 ribu per Kg, daging ayam boiler 0,13 persen jadi Rp30 ribu per Kg dan tepung terigu 0,12 persen menjadi Rp8 ribu per Kg.
Sementara, yang mengalami kenaikan harga adalah cabai merah besar 8,02 persen menjadi Rp41 ribu per Kg, cabai merah keriting 6,40 persen menjadi Rp39 rib per Kg, cabai rawit merah 3,03 persen menjadi Rp45 ribu per Kg.
Selain itu, komoditi telur ayam ras, minyak goreng curah, daging sapi, bawang putih, kedelai lokal dan harga gula pasir relatif stabil dengan kenaikan yang tidak signifikan antara 0,16-1,10 persen.
Mendag menyatakan, pemerintah akan terus melakukan pemantauan harga secara intensif dan melakukan langkah koordinasi dengan instansi terkait guna mengantisipasi kenaikan harga.
Selain itu, dia mengimbau agar masyarakat secara aktif dapat menginformasikan kepada pemerintah jika terjadi kelangkaan bahan kebutuhan pokok di daerahnya.
"Sehingga pemerintah dapat berkoordinasi dengan para pelaku usaha untuk segera mengisi kelangkaan tersebut," pungkasnya.
Dari sidak tersebut ditemukan sejumlah harga komoditi yang masih tinggi seperti daging sapi mencapai Rp95 ribu per kilogram (Kg) dan cabai mencapai Rp45 ribu per kg. Sedangkan kebutuhan pokok lainnya dinilai stabil.
"Daging sapi ini harganya mahal karena produksi nasional kurang. Insya Allah pekan depan harganya sudah turun karena pemerintah mulai impor daging sapi. Kalau cabai dari sentranya masih tersendat karena belum panen. Kemungkinan pekan depan panen dan bisa turun ke pasar," ujar Mendag dalam kesempatan tersebut, Kamis (17/10/2013).
Menurutnya, kunjungan tersebut untuk memantau perkembangan harga di pasar yang sempat mengalami kenaikan menjelang Hari Raya Idul Adha. "Pemerintah terus berusaha agar stabilitas harga bahan pokok bisa terjaga dan bisa terkontrol," kata Gita.
Berdasarkan perkembangan harga rata-rata bahan pokok di tingkat nasional, jika pada 16 Oktober dibandingkan dengan 15 Oktober (Saat Idul Adha), komoditas yang mengalami penurunan seperti bawang merah sebesar 1,02 persen menjadi Rp26 ribu per Kg, daging ayam boiler 0,13 persen jadi Rp30 ribu per Kg dan tepung terigu 0,12 persen menjadi Rp8 ribu per Kg.
Sementara, yang mengalami kenaikan harga adalah cabai merah besar 8,02 persen menjadi Rp41 ribu per Kg, cabai merah keriting 6,40 persen menjadi Rp39 rib per Kg, cabai rawit merah 3,03 persen menjadi Rp45 ribu per Kg.
Selain itu, komoditi telur ayam ras, minyak goreng curah, daging sapi, bawang putih, kedelai lokal dan harga gula pasir relatif stabil dengan kenaikan yang tidak signifikan antara 0,16-1,10 persen.
Mendag menyatakan, pemerintah akan terus melakukan pemantauan harga secara intensif dan melakukan langkah koordinasi dengan instansi terkait guna mengantisipasi kenaikan harga.
Selain itu, dia mengimbau agar masyarakat secara aktif dapat menginformasikan kepada pemerintah jika terjadi kelangkaan bahan kebutuhan pokok di daerahnya.
"Sehingga pemerintah dapat berkoordinasi dengan para pelaku usaha untuk segera mengisi kelangkaan tersebut," pungkasnya.
(izz)