Harga minyak di Asia berubah mixed
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia berubah menjadi bervariasi (mixed), di tengah dealer menunggu data ekonomi AS yang sudah lama tertunda sebagai petunjuk kesehatan konsumen minyak mentah terbesar di dunia tersebut.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun lima sen menjadi USD100,76 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik satu sen menjadi USD109,95 per barel.
Sebelumnya pada perdagangan pagi, kontrak utama New York, minyak WTI untuk pengiriman November, naik 10 sen menjadi USD100,91 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik 12 sen menjadi USD110,06 per barel.
"Data ekonomi AS yang keluar sebelum shutdown cukup bersemangat, dan orang-orang akan menyaksikan ke nomor pekan ini untuk melihat apakah mereka harus kembali ke aset berisiko," ujar Kelly Teoh, ahli strategi pasar IG Markets, Singapura, seperti dilansir dari Economic Times, Senin (21/10/2013).
Data ekonomi AS yang tertunda akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintah selama 16 hari akan dirilis pekan ini.
Sementara data pekerjaan September AS akan dilaporkan Selasa (22/10/2013) waktu setempat, yang juga menjadi fokus karena investor mencoba mendapatkan ide ketika Federal Reserve (Fed) akan mulai ke reel skema pembelian obligasi USD85 miliar per bulan.
Sebelumnya, pada September lalu, Fed mengatakan, pihaknya tidak akan meredakan program jika tidak ada perbaikan yang luas dalam perekonomian.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun lima sen menjadi USD100,76 per barel pada perdagangan sore. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik satu sen menjadi USD109,95 per barel.
Sebelumnya pada perdagangan pagi, kontrak utama New York, minyak WTI untuk pengiriman November, naik 10 sen menjadi USD100,91 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik 12 sen menjadi USD110,06 per barel.
"Data ekonomi AS yang keluar sebelum shutdown cukup bersemangat, dan orang-orang akan menyaksikan ke nomor pekan ini untuk melihat apakah mereka harus kembali ke aset berisiko," ujar Kelly Teoh, ahli strategi pasar IG Markets, Singapura, seperti dilansir dari Economic Times, Senin (21/10/2013).
Data ekonomi AS yang tertunda akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintah selama 16 hari akan dirilis pekan ini.
Sementara data pekerjaan September AS akan dilaporkan Selasa (22/10/2013) waktu setempat, yang juga menjadi fokus karena investor mencoba mendapatkan ide ketika Federal Reserve (Fed) akan mulai ke reel skema pembelian obligasi USD85 miliar per bulan.
Sebelumnya, pada September lalu, Fed mengatakan, pihaknya tidak akan meredakan program jika tidak ada perbaikan yang luas dalam perekonomian.
(dmd)