Pesawat R80 buatan dalam negeri diluncurkan 2016
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Riset dan Teknologi, Ilham Habibie menyebut pesawat produksi dalam negeri R80 yang sedang dikembangkan bersama PT Ragio Aviasi Industri dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero) masih dalam tahap desain.
Direncanakan pada 2016, prototipe pesawat yang menggabungkan konsep N-250 dengan ATR ini dapat diluncurkan dan disambung produksi pada 2018.
"Masih desin karena masih konfigurasi, fase awalnya April tahun depan. Setelah itu baru kita tahu harganya berapa, engine-nya apa," ujarnya di Hotel Park Lane, Jakarta, Senin (21/10/2013).
Dia menyebutkan beberapa kendala dalam pembuatan pesawat bermesin turbo-prop produksi anak bangsa ini, antara lain jumlah kapasitas penumpang yang masih dihitung dalam satu pesawat ini.
"Lalu elektronic avionic serta control system masih menggunakan milik N-250 padahal sejak N-250 saja hanphone sudah berapa kali ganti. Makanya perangkat elektronik R80 juga harus menggunakan yang baru," terangnya.
Namun Ilham mengaku percaya diri dengan para calon pembelinya. Hal tersebut dibuktikan bahwa anak perusahaan Sriwijaya Air sudah siap membeli pesawat tersebut ketika sudah diluncurkan pada 2016 mendatang.
"Yang paling sulit dalam pengembangan pesawat ini di awal, karena kita harus buat sesuai permintaan pasar yang murah secara operasional, murah dibuat dan efisien cost bahan bakarnya mencapai 50 persen," tandas putra mantan Presiden RI BJ Habibie ini.
Direncanakan pada 2016, prototipe pesawat yang menggabungkan konsep N-250 dengan ATR ini dapat diluncurkan dan disambung produksi pada 2018.
"Masih desin karena masih konfigurasi, fase awalnya April tahun depan. Setelah itu baru kita tahu harganya berapa, engine-nya apa," ujarnya di Hotel Park Lane, Jakarta, Senin (21/10/2013).
Dia menyebutkan beberapa kendala dalam pembuatan pesawat bermesin turbo-prop produksi anak bangsa ini, antara lain jumlah kapasitas penumpang yang masih dihitung dalam satu pesawat ini.
"Lalu elektronic avionic serta control system masih menggunakan milik N-250 padahal sejak N-250 saja hanphone sudah berapa kali ganti. Makanya perangkat elektronik R80 juga harus menggunakan yang baru," terangnya.
Namun Ilham mengaku percaya diri dengan para calon pembelinya. Hal tersebut dibuktikan bahwa anak perusahaan Sriwijaya Air sudah siap membeli pesawat tersebut ketika sudah diluncurkan pada 2016 mendatang.
"Yang paling sulit dalam pengembangan pesawat ini di awal, karena kita harus buat sesuai permintaan pasar yang murah secara operasional, murah dibuat dan efisien cost bahan bakarnya mencapai 50 persen," tandas putra mantan Presiden RI BJ Habibie ini.
(gpr)