Penjualan ban tubeless semakin dominan
A
A
A
Sindonews.com - Penggunaan ban tubeless di kalangan pengguna sepeda motor semakin meningkat. Ban tubeless lebih sering digunakan ketimbang ban tube type dikarena fungsionalitas dan keamanannya lebih baik.
Hal ini diamini Agung Yunardi, Senior Manager MD Planet Ban, di sela-sela peluncuran ban Michelin Pilot Street Ring 14, Rabu (23/10/2013).
"Saat pertama kali membuka Planet Ban dua tahun yang lalu, penjualan ban tubeless hanya mencapai 30 persen dari total penjualan per tahun. Sekarang persentasenya justru terbalik yang tubeless mencapai 70 persen sedangkan tube type hanya 30 persen," ujar Agung.
Berdasarkan catatan tersebut, dia memrediksi ke depannya pabrikan motor akan menjadikan ban motor tubeless sebagai ban motor standar. Apalagi saat ini banyak motor-motor yang dilempar ke pasaran sudah menggunakan velg berpalang (alloy wheel) ketimbang jari-jaring (spoke wheel).
Menurutnya, meski harga ban tubeless lebih mahal ketimbang ban tube type, penggunaan ban tubeless semakin dipilih oleh konsumen karena oleh faktor keamanan dan faktor perawatan yang jauh lebih masuk akal.
"Harga antara ban tube type dengan ban tubeless memang ada selisih Rp50 ribu. Namun ketika digunakan ban tube type lebih membutuhkan biaya perawatan yang lebih tinggi. Mulai dari ban yang lebih mudah getas, ban dalam yang bocor halus hingga terkena ranjau paku. Sepanjang pengalaman saya, pengguna ban tube type setahun bisa tiga kali mengganti ban dalam dan ini tidak murah," jelas dia.
Agung mengatakan Planet Ban terus melakukan pengembangan toko. Pada tahun ini mereka menargetkan pembangunan 140 dealer di Jawa dan Bali.
"Per Oktober kita sudah menambahkan 33 outlet. Penyebarannya di wilayah Barat yakni Jakarta dan Bandung sebanyak 80 outlet. Wilayah Timur yakni Jawa Tengah dan Bali sebanyak 30 outlet. Sampai akhir tahun kami berusaha menambah 30 outlet lagi," terangnya.
Untuk 2014, Agung mengatakan, akan ada 300 outlet Planet dimana sebanyak 160 outlet akan difokuskan di wilayah Sumatera. "Umumnya ada di kota-kota besar di Sumatera," pungkasnya.
Hal ini diamini Agung Yunardi, Senior Manager MD Planet Ban, di sela-sela peluncuran ban Michelin Pilot Street Ring 14, Rabu (23/10/2013).
"Saat pertama kali membuka Planet Ban dua tahun yang lalu, penjualan ban tubeless hanya mencapai 30 persen dari total penjualan per tahun. Sekarang persentasenya justru terbalik yang tubeless mencapai 70 persen sedangkan tube type hanya 30 persen," ujar Agung.
Berdasarkan catatan tersebut, dia memrediksi ke depannya pabrikan motor akan menjadikan ban motor tubeless sebagai ban motor standar. Apalagi saat ini banyak motor-motor yang dilempar ke pasaran sudah menggunakan velg berpalang (alloy wheel) ketimbang jari-jaring (spoke wheel).
Menurutnya, meski harga ban tubeless lebih mahal ketimbang ban tube type, penggunaan ban tubeless semakin dipilih oleh konsumen karena oleh faktor keamanan dan faktor perawatan yang jauh lebih masuk akal.
"Harga antara ban tube type dengan ban tubeless memang ada selisih Rp50 ribu. Namun ketika digunakan ban tube type lebih membutuhkan biaya perawatan yang lebih tinggi. Mulai dari ban yang lebih mudah getas, ban dalam yang bocor halus hingga terkena ranjau paku. Sepanjang pengalaman saya, pengguna ban tube type setahun bisa tiga kali mengganti ban dalam dan ini tidak murah," jelas dia.
Agung mengatakan Planet Ban terus melakukan pengembangan toko. Pada tahun ini mereka menargetkan pembangunan 140 dealer di Jawa dan Bali.
"Per Oktober kita sudah menambahkan 33 outlet. Penyebarannya di wilayah Barat yakni Jakarta dan Bandung sebanyak 80 outlet. Wilayah Timur yakni Jawa Tengah dan Bali sebanyak 30 outlet. Sampai akhir tahun kami berusaha menambah 30 outlet lagi," terangnya.
Untuk 2014, Agung mengatakan, akan ada 300 outlet Planet dimana sebanyak 160 outlet akan difokuskan di wilayah Sumatera. "Umumnya ada di kota-kota besar di Sumatera," pungkasnya.
(izz)