Pertumbuhan ekonomi dipatok 6%, masih tertinggi di dunia
A
A
A
Sindonews.com - Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah menilai ada optimisme di antara pemerintah dan DPR dengan mematok angka pertumbuhan 6 persen. Ia mengakui, target pertumbuhan ini cukup tinggi bila melihat nilai PDB nominal sampai akhir 2013 diproyeksikan di atas USD900 miliar.
Meskipun target pertumbuhan ekonomi tidak setinggi periode sebelumnya, namun target 6 persen pada 2014, kata Firmanzah, menempatkan Indonesia sebagai negara emerging-countries dengan pertumbuhan tertinggi di dunia setelah Tiongkok.
“Pertumbuhan ekonomi penting untuk mendorong daya tahan ekonomi. Selain itu, anggaran belanja dialokasikan pada sektor-sektor produktif dan memberi efek pengganda tinggi pada peningkatan daya beli masyarakat, penyerapan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan,” jelas Firmanzah dikutip dari Situs Setkab, Senin (28/10/2013).
Ia menegaskan, APBN merupakan alat negara untuk mencapai target-target pembangunan utamanya peningkatan kesejahteraan. APBN 2014 dirancang untuk menjaga momentum pertumbuhan ditengah dinamika ekonomi global dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian.
Menurut Firmanzah, pertumbuhan ekonomi pada 2014 akan dikontribusikan oleh sejumlah sektor seperti industri pengolahan, sektor jasa perdagangan-hotel-restauran, pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, konstruksi dan sektor pertanian-peternakan-kehutanan dan perikanan.
“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi nasional 2014 lebih didorong konsumsi domestik antara lain konsumsi rumah tangga, investasi dan konsumsi pemerintah,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, Firmanzah menilai, penyusunan serta pembahasan APBN 2014 sarat dengan menjaga momentum kinerja perekonomian nasional serta tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap gejolak perekonomian dunia yang masih belum stabil.
Ia menyebutkan, dalam 5 tahun terakhir, perekonomian Indonesia menunjukkan daya tahan terhadap sejumlah krisis ekonomi global. Alokasi dan prioritas pembiayaan fiskal dalam APBN menjadi salah satu kunci ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif.
Selain itu juga, prinsip kehati-hatian menjaga defisit anggaran tetap di bawah 3 persen terhadap PDB juga berkontribusi pada penguatan fundamental ekonomi nasional.
“Selain itu juga, sejumlah konflik dan resiko perubahan iklim berpotensi mengganggu pasokan pangan dan energi dunia. Tekanan inflasi ke banyak negara berkembang juga masih akan tinggi,” papar Firmanzah.
Meskipun target pertumbuhan ekonomi tidak setinggi periode sebelumnya, namun target 6 persen pada 2014, kata Firmanzah, menempatkan Indonesia sebagai negara emerging-countries dengan pertumbuhan tertinggi di dunia setelah Tiongkok.
“Pertumbuhan ekonomi penting untuk mendorong daya tahan ekonomi. Selain itu, anggaran belanja dialokasikan pada sektor-sektor produktif dan memberi efek pengganda tinggi pada peningkatan daya beli masyarakat, penyerapan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan,” jelas Firmanzah dikutip dari Situs Setkab, Senin (28/10/2013).
Ia menegaskan, APBN merupakan alat negara untuk mencapai target-target pembangunan utamanya peningkatan kesejahteraan. APBN 2014 dirancang untuk menjaga momentum pertumbuhan ditengah dinamika ekonomi global dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian.
Menurut Firmanzah, pertumbuhan ekonomi pada 2014 akan dikontribusikan oleh sejumlah sektor seperti industri pengolahan, sektor jasa perdagangan-hotel-restauran, pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, konstruksi dan sektor pertanian-peternakan-kehutanan dan perikanan.
“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi nasional 2014 lebih didorong konsumsi domestik antara lain konsumsi rumah tangga, investasi dan konsumsi pemerintah,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, Firmanzah menilai, penyusunan serta pembahasan APBN 2014 sarat dengan menjaga momentum kinerja perekonomian nasional serta tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap gejolak perekonomian dunia yang masih belum stabil.
Ia menyebutkan, dalam 5 tahun terakhir, perekonomian Indonesia menunjukkan daya tahan terhadap sejumlah krisis ekonomi global. Alokasi dan prioritas pembiayaan fiskal dalam APBN menjadi salah satu kunci ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif.
Selain itu juga, prinsip kehati-hatian menjaga defisit anggaran tetap di bawah 3 persen terhadap PDB juga berkontribusi pada penguatan fundamental ekonomi nasional.
“Selain itu juga, sejumlah konflik dan resiko perubahan iklim berpotensi mengganggu pasokan pangan dan energi dunia. Tekanan inflasi ke banyak negara berkembang juga masih akan tinggi,” papar Firmanzah.
(gpr)