Kemenperin persilakan swasta bangun pipa gas
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mempersilakan pihak swasta untuk membangun pipa gas. Namun, pembangunan infrastruktur pipa gas tidak murah.
"Bikin pipa tidak murah, setuju saja. Bisa saja selain Petragas, selain PGN ada swasta konsorsium membangun pipa," kata Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi dalam diskusi poros wartawan Jakarta dengan tema Open Acces dan carut marut pipa gas di Manhattan Hotel Jakarta, Selasa (29/10/2013).
Pembangunan gas ini, kata dia, harus memperhatikan sejumlah hal seperti sumber gas, jalur pipa gas dan volume gasnya. "Harus dihitung kira-kira akan mengalirkan dari mana, kemana dan berapa volumenya dan kemudian akan ada economic of skill daripada volume yang akan dialirkan," ungkapnya.
Kemenperin, kata dia, mendukung banyaknya pelaku usaha dalam industri pipa gas ini. Dengan demikian, maka tidak akan terjadi monopoli dalam industri tersebut. "Kalaupun akan terjadi natural monopoli di infrastruktur jaringan gas ada regulatornya," kata dia.
Sementara, untuk perizinan pembangunan infrastruktur gas yang akan dilakukan swasta, nantinya kata Beni diserahkan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Kemungkinan bisa dikeluarkan Dirjen Migas Kementerian ESDM," tegasnya.
Di sisi lain, Benny menilai kecukupan gas harus dimiliki Indonesia mengingat persaingan yang semakin sengit menjelang ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
"Kita berhadapan dengan situasi persaingan yang makin sengit, bukan saja kita harus ekspansi, harus penetrasi pasar internasional tetapi dengan AEC 2015," ujarnya.
Benny mengatakan, jika industri dalam negeri tidak bisa bersaing maka akan berat. "Salah satu persaingan itu adalah jika kita mempunyai tingkat efisiensi di faktor input, salah satu faktor input adalah faktor energi," pungkas dia.
"Bikin pipa tidak murah, setuju saja. Bisa saja selain Petragas, selain PGN ada swasta konsorsium membangun pipa," kata Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi dalam diskusi poros wartawan Jakarta dengan tema Open Acces dan carut marut pipa gas di Manhattan Hotel Jakarta, Selasa (29/10/2013).
Pembangunan gas ini, kata dia, harus memperhatikan sejumlah hal seperti sumber gas, jalur pipa gas dan volume gasnya. "Harus dihitung kira-kira akan mengalirkan dari mana, kemana dan berapa volumenya dan kemudian akan ada economic of skill daripada volume yang akan dialirkan," ungkapnya.
Kemenperin, kata dia, mendukung banyaknya pelaku usaha dalam industri pipa gas ini. Dengan demikian, maka tidak akan terjadi monopoli dalam industri tersebut. "Kalaupun akan terjadi natural monopoli di infrastruktur jaringan gas ada regulatornya," kata dia.
Sementara, untuk perizinan pembangunan infrastruktur gas yang akan dilakukan swasta, nantinya kata Beni diserahkan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Kemungkinan bisa dikeluarkan Dirjen Migas Kementerian ESDM," tegasnya.
Di sisi lain, Benny menilai kecukupan gas harus dimiliki Indonesia mengingat persaingan yang semakin sengit menjelang ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
"Kita berhadapan dengan situasi persaingan yang makin sengit, bukan saja kita harus ekspansi, harus penetrasi pasar internasional tetapi dengan AEC 2015," ujarnya.
Benny mengatakan, jika industri dalam negeri tidak bisa bersaing maka akan berat. "Salah satu persaingan itu adalah jika kita mempunyai tingkat efisiensi di faktor input, salah satu faktor input adalah faktor energi," pungkas dia.
(izz)