Asmindo yakin target ekspor mebel 2013 akan tercapai
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo), Ambar Tjahyono optimis target ekspor mebel sebesar USD1,9 miliar hingga akhir Desember tahun ini bisa tercapai.
Meski optimis, pihaknya mengakui, bahwa industri mebel masih dihantui oleh ekonomi yang belum stabil. "Pada 2012, ekspor kita mencapai USD1,85 miliar. Harapannya akan tembus hingga USD1,9 miliar dan kami optimis dan harus optimis," ungkapnya saat dihubungi Sindonews, Selasa (5/11/2013).
Sementara, untuk impor mebel tahun ini, Asmindo meyakini bisa tumbuh sekitar 30 persen dari tahun lalu. Angka ini jauh lebih besar ketimbang proyeksi volume penjualan mebel domestik 2013 yang sekitar 15 pesen.
Menurut Ambar, hal tersebut diakibatkan banyaknya hotel-hotel baru yang bermunculan sehingga menbutuhkan pasokan furniture. Sedangkan tantangan bagi produsen mebel lokal adalah sulitnya bersaing dengan mebel impor, karena biaya produksi yang semakin tinggi akibat kenaikan upah buruh dan harga energi.
"Pada semester I/2013 pengusaha mebel lokal harus menanggung kenaikan biaya produksi hingga 7 persen," pungkasnya.
Meski optimis, pihaknya mengakui, bahwa industri mebel masih dihantui oleh ekonomi yang belum stabil. "Pada 2012, ekspor kita mencapai USD1,85 miliar. Harapannya akan tembus hingga USD1,9 miliar dan kami optimis dan harus optimis," ungkapnya saat dihubungi Sindonews, Selasa (5/11/2013).
Sementara, untuk impor mebel tahun ini, Asmindo meyakini bisa tumbuh sekitar 30 persen dari tahun lalu. Angka ini jauh lebih besar ketimbang proyeksi volume penjualan mebel domestik 2013 yang sekitar 15 pesen.
Menurut Ambar, hal tersebut diakibatkan banyaknya hotel-hotel baru yang bermunculan sehingga menbutuhkan pasokan furniture. Sedangkan tantangan bagi produsen mebel lokal adalah sulitnya bersaing dengan mebel impor, karena biaya produksi yang semakin tinggi akibat kenaikan upah buruh dan harga energi.
"Pada semester I/2013 pengusaha mebel lokal harus menanggung kenaikan biaya produksi hingga 7 persen," pungkasnya.
(izz)