Pertanian dominasi pertumbuhan ekonomi Sulsel
A
A
A
Sindonews.com - Perkembangan sektor pertanian menunjukkan trend positif. Di triwulan III, sektor ini memberi kontribusi tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel merilis, pertumbuhan pertanian mencapai 10,75 persen dibanding triwulan sebelumnya. Angka tersebut terbilang tinggi dibanding sektor lainnya seperti konstruksi dengan 5,83 persen dan jasa-jasa dengan 4,81 persen. Sedangkan laju pertumbuhan terendah pada sektor industri pengolahan sebesar 1,06 persen.
Kepala BPS Sulsel Nursalam Dalle mengatakan, tingginya laju pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan ini, disebabkan pergeseran musim panen raya tanaman padi palawija yang biasanya terjadi pada triwulan II.
"Untuk kinerja perekonomian pun sektor pertanian berkontribusi 25,43 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan capaian Rp12,510 miliar dari total pencapain Rp49,189 miliar atau merupakan sektor terbesar," ungkapnya.
Sementara sektor industri pengolahan yang mencatat pertumbuhan yang relatif kecil, disebabkan melambatnya aktivitas hampir seluruh subsektor industri pengolahan setelah beroperasi optimal memenuhi ketersediaan produk industri untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel merilis, pertumbuhan pertanian mencapai 10,75 persen dibanding triwulan sebelumnya. Angka tersebut terbilang tinggi dibanding sektor lainnya seperti konstruksi dengan 5,83 persen dan jasa-jasa dengan 4,81 persen. Sedangkan laju pertumbuhan terendah pada sektor industri pengolahan sebesar 1,06 persen.
Kepala BPS Sulsel Nursalam Dalle mengatakan, tingginya laju pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan ini, disebabkan pergeseran musim panen raya tanaman padi palawija yang biasanya terjadi pada triwulan II.
"Untuk kinerja perekonomian pun sektor pertanian berkontribusi 25,43 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan capaian Rp12,510 miliar dari total pencapain Rp49,189 miliar atau merupakan sektor terbesar," ungkapnya.
Sementara sektor industri pengolahan yang mencatat pertumbuhan yang relatif kecil, disebabkan melambatnya aktivitas hampir seluruh subsektor industri pengolahan setelah beroperasi optimal memenuhi ketersediaan produk industri untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri.
(gpr)