Indonesia butuh investasi berkualitas
A
A
A
Sindonews.com - Kepala badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar mengatakan, Indonesia membutuhkan investasi berkualitas yang dapat memberikan manfaat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
"Investasi berkualitas diperlukan untuk menciptakan keseimbangan makro, khususnya neraca berjalan serta penguatan fundamental pertumbuhan ekonomi jangka panjang," katanya di Forum Indonesia Investment Summit 2013, Hotel Ritz Carlton, Jakart (7/11/2013).
Karena itu, kata dia, investasi berkualitas tidak hanya melihat aspek besaran nilai yang ditanamkan, namun juga kesesuaian nilai tambah yang diciptakan untuk kebutuhan masa depan.
Atas perspektif itu, investor perlu melihat Indonesia tidak hanya sebagai pusat sumber daya dan pasar ritel, tapi juga basis bagi berbagai sektor industri maju. "Indonesia sendiri saat ini berada dalam kinerja yang positif," ucapnya.
Seperti diketahui, pertumbuhan perekonomian Indonesia pada triwulan III/2013 masih terbilang tinggi di level 5,6 persen. Adapun realisasi investasi periode ini sebesar Rp100,5 triliun, yang merupakan pertama kalinya melampaui ambang Rp100 Triliun.
Hal tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 22,9 persen jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada 2012. Realisasi investasi triwulan III/2013 juga naik signifikan, yakni Rp18,7 triliun.
Jumlah itu naik 22,8 persen jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama 2012. Sementara, realisasi investasi asing tercatat sebesar Rp 67 triliun, atau naik 18,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2012.
"Pemerintah telah melakuka berbagai upaya untuk meningkatkan kemudahan berinvestasi, serta tetap mempertahankan komitmen untuk mewujudkan iklim investasi di Indonesia yang mudah, ramah dan saling menguntungkan," pungkas Mahendra.
"Investasi berkualitas diperlukan untuk menciptakan keseimbangan makro, khususnya neraca berjalan serta penguatan fundamental pertumbuhan ekonomi jangka panjang," katanya di Forum Indonesia Investment Summit 2013, Hotel Ritz Carlton, Jakart (7/11/2013).
Karena itu, kata dia, investasi berkualitas tidak hanya melihat aspek besaran nilai yang ditanamkan, namun juga kesesuaian nilai tambah yang diciptakan untuk kebutuhan masa depan.
Atas perspektif itu, investor perlu melihat Indonesia tidak hanya sebagai pusat sumber daya dan pasar ritel, tapi juga basis bagi berbagai sektor industri maju. "Indonesia sendiri saat ini berada dalam kinerja yang positif," ucapnya.
Seperti diketahui, pertumbuhan perekonomian Indonesia pada triwulan III/2013 masih terbilang tinggi di level 5,6 persen. Adapun realisasi investasi periode ini sebesar Rp100,5 triliun, yang merupakan pertama kalinya melampaui ambang Rp100 Triliun.
Hal tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 22,9 persen jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada 2012. Realisasi investasi triwulan III/2013 juga naik signifikan, yakni Rp18,7 triliun.
Jumlah itu naik 22,8 persen jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama 2012. Sementara, realisasi investasi asing tercatat sebesar Rp 67 triliun, atau naik 18,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2012.
"Pemerintah telah melakuka berbagai upaya untuk meningkatkan kemudahan berinvestasi, serta tetap mempertahankan komitmen untuk mewujudkan iklim investasi di Indonesia yang mudah, ramah dan saling menguntungkan," pungkas Mahendra.
(izz)