Indonesia Air Transport segera ubah nama perseroan
Indonesia Air Transport segera ubah nama perseroan
A
A
A
Sindonews.com - PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) berencana merubah nama perseroan menjadi PT Indonesia Air Transport and Infrastruktur Tbk. Perubahan nama ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB).
"Kita sudah mengajukan perubahan nama dari PT Indonesia Air Transport Tbk menjadi PT Indonesia Air Transport and Infrastruktur Tbk. Perubahan nama ini karena kita akan berekspansi di bidang infrastruktur dalam waktu dekat," ungkap Direktur Utama IATA, Syafril Nasution usai RUPS LB di MNC Tower, Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Syafril menambahkan, perseroannya segera berekspansi dalam pembangunan dua pelabuhan batu bara yang berlokasi di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Dari dua pelabuhan batu bara, diharapkan akan mendatangkan revenew sebesar minimal USD15 juta per tahun.
"Dari dua pelabuhan ini kita optimis akan mendatangkan revenew minimal USD15 juta, itu minimal. Untuk investasi kita belum bisa sampaikan saat ini," ujar Syafril.
Dengan perubahan nama ini, lanjut Syafril, sangat memungkinkan perseroan akan berubah core bisnisnya. Dimana sebelumnya transportasi udara menjadi core bisnis, dalam dua atau tiga tahun sektor infrastruktur yang akan menjadi core bisnis.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan infrastruktur saat ini sangat pesat, pembangunan di mana-mana. Jika IATA saat ini core bisnisnya masih transportasi udara, sangat mungkin nantinya akan kebalikannya, infrastruktur yang akan menjadi core bisnis. Itu sebabnya kita merubah nama perseroan," pungkasnya.
"Kita sudah mengajukan perubahan nama dari PT Indonesia Air Transport Tbk menjadi PT Indonesia Air Transport and Infrastruktur Tbk. Perubahan nama ini karena kita akan berekspansi di bidang infrastruktur dalam waktu dekat," ungkap Direktur Utama IATA, Syafril Nasution usai RUPS LB di MNC Tower, Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Syafril menambahkan, perseroannya segera berekspansi dalam pembangunan dua pelabuhan batu bara yang berlokasi di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Dari dua pelabuhan batu bara, diharapkan akan mendatangkan revenew sebesar minimal USD15 juta per tahun.
"Dari dua pelabuhan ini kita optimis akan mendatangkan revenew minimal USD15 juta, itu minimal. Untuk investasi kita belum bisa sampaikan saat ini," ujar Syafril.
Dengan perubahan nama ini, lanjut Syafril, sangat memungkinkan perseroan akan berubah core bisnisnya. Dimana sebelumnya transportasi udara menjadi core bisnis, dalam dua atau tiga tahun sektor infrastruktur yang akan menjadi core bisnis.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan infrastruktur saat ini sangat pesat, pembangunan di mana-mana. Jika IATA saat ini core bisnisnya masih transportasi udara, sangat mungkin nantinya akan kebalikannya, infrastruktur yang akan menjadi core bisnis. Itu sebabnya kita merubah nama perseroan," pungkasnya.
(gpr)
Explore More