Anak Usaha IATA Peroleh Sertifikat Operator Pesawat Udara

Jum'at, 24 Desember 2021 - 08:25 WIB
loading...
Anak Usaha IATA Peroleh Sertifikat Operator Pesawat Udara
Anak usaha IATA, PT Indonesia Air Transport (IAT), telah mendapatkan Seritifikat Operator Pesawat Udara dari Kemenhub. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Melanjutkan rencana PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk ( IATA ) mengubah bisnis utamanya menjadi perusahaan investasi , dimana investasinya akan berada pada unit-unit bisnis yang masing-masing akan menjalani usaha pertambangan, infrastruktur, dan transportasi udara.

Untuk mendukung rencana perubahan kegiatan usaha ini, salah satu anak usaha IATA yakni PT Indonesia Air Transport (IAT) telah mendapatkan Seritifikat Operator Pesawat Udara dari Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa IAT berwenang untuk menyelenggarakan angkutan udara niaga sesuai dengan petunjuk pengoperasian dan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil yang berlaku.



Dengan didapatkannya izin ini, maka IATA selangkah lebih maju mewujudkan rencananya untuk mengubah bisnis utama menjadi perusahaan investasi.

Perseroan berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 20 Januari 2022 meminta restu Pemegang Saham untuk berbagai aksi korporasi, antara lain:

1. Rencana perubahan kegiatan usaha utama Perseroan
2. Rencana pengalihan aset Perseroan kepada IAT, anak perusahaan yang dimiliki 99,99%
3. Rencana pengambilalihan 99,33% saham PT Bhakti Coal Resources (BCR) dari PT MNC
Investama Tbk (BHIT)

Untuk diketahui bahwa dengan nilai transaksi sebesar USD140 juta, akuisisi ini telah mencakup sembilan IUP milik BCR yang berlokasi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, sebagai berikut:

PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC) dan PT Putra Muba Coal (PMC), keduanya sudah beroperasi dan aktif menghasilkan batubara dengan kisaran GAR 2.800 – 3.600 kkal/kg. BSPC memiliki perkiraan total sumber daya 130,7 juta MT, sementara PMC memiliki 76,9 juta MT, dengan perkiraan total cadangan masing-masing sebesar 83,3 juta MT dan 54,8 juta MT.



PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE), keduanya ditargetkan untuk memulai produksi batubara pada 2022. Ditambah lagi, PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) sedang disiapkan untuk beroperasi dalam satu atau dua tahun dari sekarang. Tujuh IUP ini dinilai sangat prospektif, dengan estimasi total sumber daya sebesar lebih dari 1,4 miliar MT.

Selain itu, BCR yang telah didukung infrastruktur memadai seperti dermaga dan jalan angkut sepanjang 12 km, terus berupaya meningkatkan kapasitas produksinya dengan rencana pembangunan dermaga dan jalan angkut baru dalam waktu dekat.

Hingga akhir tahun ini, dengan target produksi sebesar 2,5 juta metrik ton, pendapatan BCR diperkirakan mencapai USD74,8 juta dengan EBITDA USD33 juta. Ke depannya, BCR akan meningkatkan produksinya menjadi 8 juta metrik ton pada 2022.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1962 seconds (0.1#10.140)