Daripada pemilu, Astra lebih khawatir ekonomi global
A
A
A
Sindonews.com - PT Astra International Tbk (ASII) memandang, faktor keadaan ekonomi global yang tidak menentu akan menjadi kondisi yang lebih menghawatirkan dibandingkan dengan dampak dari akan diselenggarakannya Pemilu 2014 yang akan berlangsung.
"Untuk 2014 itu kami di Astra juga membahasnya pas Rapat Pimpinan (Rapim) dan pertemuan lainnya, malah yang kami takutkan bukan pemilu, tapi keadaaan ekonomi global," kata Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto di Holliday Inn Hotel, Bandung, Jumat (8/11/2013) malam.
Bila menilik kondisi di negara lain, dengan keadaan ekonomi global yang tidak menentu seperti saat ini saja, menurut Prijono, sudah berimbas terhadap penurunan ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) India dibawah 4 persen.
Hal tersebut, lanjut dia, juga mulai dirasakan dampaknya di tanah air. Dimana, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dibawah 6 persen. "Akhirnya menarik indonesia pertumbuhan ekonominya saat ini dibawah 6 persen, dan diproyeksikan banyak pihak ada seperti IMF menyebut 5,2 persen dan 5,5 persen," tambahnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya tidak akan terlalu menghawatirkan dampak pelaksanaan pemilu dan akan berfokus untuk mengantisipasi perubahan ekonomi globlal yang terus berfluktasi.
"Sebenernya Pemilu itu seperti pilkada yang ada dimana-mana seperti pemilihan apakah bupati, gubernur, dan akhirnya masyarakat terbiasa dengan keadaan ini. Mudah-mudahan iklim ini berdampak positif dari demokrasi Indonesia. Dan Pemilu ini harusnya berjalan baik," pungkas dia.
"Untuk 2014 itu kami di Astra juga membahasnya pas Rapat Pimpinan (Rapim) dan pertemuan lainnya, malah yang kami takutkan bukan pemilu, tapi keadaaan ekonomi global," kata Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto di Holliday Inn Hotel, Bandung, Jumat (8/11/2013) malam.
Bila menilik kondisi di negara lain, dengan keadaan ekonomi global yang tidak menentu seperti saat ini saja, menurut Prijono, sudah berimbas terhadap penurunan ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) India dibawah 4 persen.
Hal tersebut, lanjut dia, juga mulai dirasakan dampaknya di tanah air. Dimana, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dibawah 6 persen. "Akhirnya menarik indonesia pertumbuhan ekonominya saat ini dibawah 6 persen, dan diproyeksikan banyak pihak ada seperti IMF menyebut 5,2 persen dan 5,5 persen," tambahnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya tidak akan terlalu menghawatirkan dampak pelaksanaan pemilu dan akan berfokus untuk mengantisipasi perubahan ekonomi globlal yang terus berfluktasi.
"Sebenernya Pemilu itu seperti pilkada yang ada dimana-mana seperti pemilihan apakah bupati, gubernur, dan akhirnya masyarakat terbiasa dengan keadaan ini. Mudah-mudahan iklim ini berdampak positif dari demokrasi Indonesia. Dan Pemilu ini harusnya berjalan baik," pungkas dia.
(gpr)