Indeks kepercayaan konsumen Makassar diprediksi menurun
A
A
A
Sindonews.com - Indeks kepercayaan konsumen Makassar pada triwulan IV/2013 mendatang diprediksi turun dibanding pada triwulan III/2013.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel menyebutkan, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di triwulan III mencapai 111,84. Sementara pada triwulan IV diprediksi hanya 110,09 atau turun 1,75 point.
Prediksi menurunnya indeks kepercayaan konsumen tersebut disebabkan ikut menurunnya dua variabel pembentuk ITK, masing-masing perkiraan pendapatan rumah tangga dengan nilai 111,39 dan rencana pembelian barang-barang tahan lama hanya di point 107,78.
"Di triwulan III tingkat optimisme konsumen memang lebih tinggi. Dimana pendapatan rumah tangga mencapai 112,05 dan tingkat konsumsi mencapai 113,79," ungkap Kepala BPS Sulsel Nursalam Dalle, Minggu (10/11/2013).
ITK adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan BPS melalui Survey Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pasa triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.
Nilai ITK menunjukkan derajat optimisme kestabilan ekonomi yang ditunjukkan oleh perilaku konsumen dalam menyimpan dan membelanjakan pendapatan rumah tangganya, dimana jika kepercayaan konsumen meningkat maka mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang baik dan konsumen lebih banyak membelanjakan uangnya untuk konsumsi.
Khusus untuk pencapaian di triwulan III, lanjut Nursalam, ITK Sulsel menempati urutan ke-18 besar di Indonesia dan masih di bawah angka rata-rata ITK di Indonesia dengan nilai indeks 112,06. Sementara untuk enam provinsi di Sulawesi, Sulsel di posisi ketiga di bawah Sultra dengan 114,52 dan Gorontalo dengan 112,73.
Meski demikian, pencapaian di triwulan III menunjukkan optimisme yang lebih baik dibanding triwulan II dengan 108,07. Artinya kondisi konsumen di Sulsel dalam memandang tingkat kestabilan keadaan ekonomi lebih baik dibanding triwulan sebelumnya.
"Pada triwulan III indeks konsumsi beberapa komoditi mengalami optimisme yang lebih baik kecuali komoditi komsumsi rekreasi yang realtif menurun. Yang menempati peningkatan paling tinggi adalah konsumsi baju," jelasnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel menyebutkan, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di triwulan III mencapai 111,84. Sementara pada triwulan IV diprediksi hanya 110,09 atau turun 1,75 point.
Prediksi menurunnya indeks kepercayaan konsumen tersebut disebabkan ikut menurunnya dua variabel pembentuk ITK, masing-masing perkiraan pendapatan rumah tangga dengan nilai 111,39 dan rencana pembelian barang-barang tahan lama hanya di point 107,78.
"Di triwulan III tingkat optimisme konsumen memang lebih tinggi. Dimana pendapatan rumah tangga mencapai 112,05 dan tingkat konsumsi mencapai 113,79," ungkap Kepala BPS Sulsel Nursalam Dalle, Minggu (10/11/2013).
ITK adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan BPS melalui Survey Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pasa triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.
Nilai ITK menunjukkan derajat optimisme kestabilan ekonomi yang ditunjukkan oleh perilaku konsumen dalam menyimpan dan membelanjakan pendapatan rumah tangganya, dimana jika kepercayaan konsumen meningkat maka mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang baik dan konsumen lebih banyak membelanjakan uangnya untuk konsumsi.
Khusus untuk pencapaian di triwulan III, lanjut Nursalam, ITK Sulsel menempati urutan ke-18 besar di Indonesia dan masih di bawah angka rata-rata ITK di Indonesia dengan nilai indeks 112,06. Sementara untuk enam provinsi di Sulawesi, Sulsel di posisi ketiga di bawah Sultra dengan 114,52 dan Gorontalo dengan 112,73.
Meski demikian, pencapaian di triwulan III menunjukkan optimisme yang lebih baik dibanding triwulan II dengan 108,07. Artinya kondisi konsumen di Sulsel dalam memandang tingkat kestabilan keadaan ekonomi lebih baik dibanding triwulan sebelumnya.
"Pada triwulan III indeks konsumsi beberapa komoditi mengalami optimisme yang lebih baik kecuali komoditi komsumsi rekreasi yang realtif menurun. Yang menempati peningkatan paling tinggi adalah konsumsi baju," jelasnya.
(gpr)