Asita Sulsel sambut investor asing
A
A
A
Sindonews.com - Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyambut baik masuknya investor asing asal Eropa yang ingin mengembangkan tiga pulau Sulsel sebagai industri pasriwisata baru.
Ketua Asita Sulsel, Didi L Manada mengatakan, dengan masuknya investor asing dalam pengelolaan akan membawa dampak bagi industri pasriwisata dan daerah itu sendiri. Sebab, daerah yang dilirik sebagai daerah maju adalah daerah yang industri pariwisatanya bagus.
Apalagi di sisi lain, Sulsel memang membutuhkan pengelolaan pantai dan kepulaun yang bisa dijadikan destinasi wisata unggulan di daerah ini. Pengembangan wisata pantai dan kepulauan bisa membuat wisatawan tinggal lebih lama dan membelanjakan uangnya di Sulsel.
"Luar biasa kalau ini terjadi. Kalau pulau-pulau itu dikembangkan, maka Makassar tidak menjadi satu-satunya destinasi wisata yang mudah dijangkau. Atau tidak harus ke Toraja saja dengan waktu tempuh perjalanan 8 jam. Sudah ada Pangkep dan Takalar yag menjadi alternatif, yang bisa membuat wisatawan tidak hanya menghabiskan waktu 3-4 hari tapi minimal satu pekan di Sulsel," jelasnya.
Karena itu, dia berharap, sektor pariwisata pantai, kepulauan, dan bahari harus digarap maksimal agar mampu menciptakan multiplier effect bagi semua stakeholder kepariwisataan. Tidak hanya bagi investor terkait tapi juga masyarakat termasuk di dalamnya agent travel lokal.
Selain itu, Didi juga meminta pemerintah daerah membuat ketegasan, agar investor asing tidak menerapkan sistem pemasaran tertutup yang ikut menutup semua akses stakeholder kepariwisataan. Akibatnya, tidak berdampak multiplier effect seperti yang diharapkan.
"Ada satu investor asing seperti itu. Dia tidak menjual daerah hanya menjual resort-nya saja dengan harga menggila yang tidak terbeli," ujarnya.
Diketahui, investor asal Yunani dan Swedia telah mengincar tiga pulau di Sulsel untuk dikembangkan dalam industri kepariwisataan. Ketiga pulau yang telah ditawarkan pemerintah daerah untuk diinvestasikan adalah Pulau Cambang-cambang di Kabupaten Pangkajene, Pulau Sanrobengi di Kabupaten Takalar, dan Pulau Pasi Gusung di Kabupaten selayar.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, keberadaan investor termasuk investor asing sangat penting bagi akselerasi perekonomian di Sulsel. Daerah, kata dia, tidak bisa hanya bersandar pada APBN. Apalagi potensi perekonomian dari wisata bahari yang dimiliki Sulsel sangat menjanjikan.
"Kita akui bahwa memang susah mengharapkan anggaran pusat atau pemerintah setempat untuk mengembagkan pulau-pulau kecil di sekitar mereka. Jadi memang kita sangat membutuhkan bantuan investasi dari luar," ujarnya.
Ketua Asita Sulsel, Didi L Manada mengatakan, dengan masuknya investor asing dalam pengelolaan akan membawa dampak bagi industri pasriwisata dan daerah itu sendiri. Sebab, daerah yang dilirik sebagai daerah maju adalah daerah yang industri pariwisatanya bagus.
Apalagi di sisi lain, Sulsel memang membutuhkan pengelolaan pantai dan kepulaun yang bisa dijadikan destinasi wisata unggulan di daerah ini. Pengembangan wisata pantai dan kepulauan bisa membuat wisatawan tinggal lebih lama dan membelanjakan uangnya di Sulsel.
"Luar biasa kalau ini terjadi. Kalau pulau-pulau itu dikembangkan, maka Makassar tidak menjadi satu-satunya destinasi wisata yang mudah dijangkau. Atau tidak harus ke Toraja saja dengan waktu tempuh perjalanan 8 jam. Sudah ada Pangkep dan Takalar yag menjadi alternatif, yang bisa membuat wisatawan tidak hanya menghabiskan waktu 3-4 hari tapi minimal satu pekan di Sulsel," jelasnya.
Karena itu, dia berharap, sektor pariwisata pantai, kepulauan, dan bahari harus digarap maksimal agar mampu menciptakan multiplier effect bagi semua stakeholder kepariwisataan. Tidak hanya bagi investor terkait tapi juga masyarakat termasuk di dalamnya agent travel lokal.
Selain itu, Didi juga meminta pemerintah daerah membuat ketegasan, agar investor asing tidak menerapkan sistem pemasaran tertutup yang ikut menutup semua akses stakeholder kepariwisataan. Akibatnya, tidak berdampak multiplier effect seperti yang diharapkan.
"Ada satu investor asing seperti itu. Dia tidak menjual daerah hanya menjual resort-nya saja dengan harga menggila yang tidak terbeli," ujarnya.
Diketahui, investor asal Yunani dan Swedia telah mengincar tiga pulau di Sulsel untuk dikembangkan dalam industri kepariwisataan. Ketiga pulau yang telah ditawarkan pemerintah daerah untuk diinvestasikan adalah Pulau Cambang-cambang di Kabupaten Pangkajene, Pulau Sanrobengi di Kabupaten Takalar, dan Pulau Pasi Gusung di Kabupaten selayar.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, keberadaan investor termasuk investor asing sangat penting bagi akselerasi perekonomian di Sulsel. Daerah, kata dia, tidak bisa hanya bersandar pada APBN. Apalagi potensi perekonomian dari wisata bahari yang dimiliki Sulsel sangat menjanjikan.
"Kita akui bahwa memang susah mengharapkan anggaran pusat atau pemerintah setempat untuk mengembagkan pulau-pulau kecil di sekitar mereka. Jadi memang kita sangat membutuhkan bantuan investasi dari luar," ujarnya.
(izz)