Syahrul dukung investor asing kelola bandara dan pelabuhan
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo mendukung rencana pemerintah pusat yang akan mempersilakan investor asing untuk melakukan pengelolaan terhadap bandara dan pelabuhan.
Saat ini, pemerintah pusat tengah membahas revisi Peraturan Presiden (Perpres) No 36/2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan.
Syahrul mengatakan, pihaknya tidak keberatan jika investor asing terlibat, terutama dengan rencana perluasan bandara dan pelabuhan yang ada di Sulawesi Selatan.
"Kalau memang itu di restui, Insya Allah akan ada investor asing yang bisa masuk," Kata Syahrul, Rabu (13/11/2013).
Menurutnya, pemerintah provinsi tidak perlu mencari investor sampai keluar, karena dirinya yakin kalau mereka akan datang sendiri dengan kondisi daerah cukup aman.
"Makanya semua harus menjaga agar suasana tetap kondusif, karena dengan begitu investor akan tertarik masuk ke Sulsel, begitu juga media dalam pemberitaannya," kata Syahrul.
Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sulsel, Zulkarnaen Arif mengatakan, kalau memang dalam beberapa sektor usaha, ada yang diizinkan oleh pusat untuk dimasuki oleh investor asing.
Selama ini, kata dia, pemerintah diburu dengan kondisi pembangunan infrastruktur menghadapi 2015 dan 2025. Sehingga didalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi dibutuhkan keterlibatan investor asing. Hal itu tidak menutup kemungkinan, namun tentunya harus berbagai catatan. Di mana kebijakan yang mengatur untuk mengandeng pengusaha lokal atau porsi yang diberikan seimbang sehingga persaingan dapat lebih terbuka.
"Saya kira memang ada baiknya, namun ada plus minusnya juga. Ini harus diperhitungkan oleh pemerintah," ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel La Tunreng mengatakan, kalau apa yang diutarakan pemerintah pusat adalah salah satu yang selama ini diindinkan Apindo. Dia berharap agar pemerintah dapat mengatur model pengelolaan investor asing ini, karena jangan sampai merugikan.
"Kalau investor asing masuk, maka tentu akan terbuka yang namanya lapangan pekerjaan baru. Sehingga, banyak tenaga kerja yang dapat diserap. Yang harus diingat tahun depan, kita akan diserbu oleh tenaga kerja asing, jangan sampai justru tenaga kerja kita kalah," pungkasny.
Saat ini, pemerintah pusat tengah membahas revisi Peraturan Presiden (Perpres) No 36/2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan.
Syahrul mengatakan, pihaknya tidak keberatan jika investor asing terlibat, terutama dengan rencana perluasan bandara dan pelabuhan yang ada di Sulawesi Selatan.
"Kalau memang itu di restui, Insya Allah akan ada investor asing yang bisa masuk," Kata Syahrul, Rabu (13/11/2013).
Menurutnya, pemerintah provinsi tidak perlu mencari investor sampai keluar, karena dirinya yakin kalau mereka akan datang sendiri dengan kondisi daerah cukup aman.
"Makanya semua harus menjaga agar suasana tetap kondusif, karena dengan begitu investor akan tertarik masuk ke Sulsel, begitu juga media dalam pemberitaannya," kata Syahrul.
Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sulsel, Zulkarnaen Arif mengatakan, kalau memang dalam beberapa sektor usaha, ada yang diizinkan oleh pusat untuk dimasuki oleh investor asing.
Selama ini, kata dia, pemerintah diburu dengan kondisi pembangunan infrastruktur menghadapi 2015 dan 2025. Sehingga didalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi dibutuhkan keterlibatan investor asing. Hal itu tidak menutup kemungkinan, namun tentunya harus berbagai catatan. Di mana kebijakan yang mengatur untuk mengandeng pengusaha lokal atau porsi yang diberikan seimbang sehingga persaingan dapat lebih terbuka.
"Saya kira memang ada baiknya, namun ada plus minusnya juga. Ini harus diperhitungkan oleh pemerintah," ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel La Tunreng mengatakan, kalau apa yang diutarakan pemerintah pusat adalah salah satu yang selama ini diindinkan Apindo. Dia berharap agar pemerintah dapat mengatur model pengelolaan investor asing ini, karena jangan sampai merugikan.
"Kalau investor asing masuk, maka tentu akan terbuka yang namanya lapangan pekerjaan baru. Sehingga, banyak tenaga kerja yang dapat diserap. Yang harus diingat tahun depan, kita akan diserbu oleh tenaga kerja asing, jangan sampai justru tenaga kerja kita kalah," pungkasny.
(izz)