Batu bara masih jadi andalan Kaltim di 2014
Kamis, 14 November 2013 - 10:39 WIB

Batu bara masih jadi andalan Kaltim di 2014
A
A
A
Sindonews.com - Sektor pertambangan batu bara masih menjadi andalan penting perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) di 2014 mendatang. Sektor ini belum bergeser sejak beberapa tahun terakhir.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Amireza M Moesa mengatakan, sektor batu bara dan galian masih menjadi penunjang perekonomian ketimbang sektor lainnya. Batu bara menyumbang 60 persen dari total ekspor Kaltim, atau 90 persen dari total ekspor non migas Kaltim. Sedangkan sektor migas turut menyumbang 30 persen dari total ekspor Kaltim.
"Market future batu bara semakin membaik dan hampir menembus harga USD100 per metrik ton. Sehingga, diprediksi, perekonomian Kaltim 2014 bisa kembali tumbuh antara tiga sampai empat persen," kata Amireza, Kamis (14/11/2013).
Proyeksi ekonomi 2014 yang dirilis BI Kaltim, pada 2014 diperkirakan jumlah produksi batu bara Indonesia mencapai 415 juta ton, naik 5 persen, dibanding 2013. Jumlah ini masih dapat bertambah sampai 450 juta ton atau tumbuh 14 persen.
Optimisme dari sisi harga merespon potensi perbaikan permintaan dari pasar internasional tercermin dari future price. Hasil ilaison kepada salah satu penambang PKP2B di Kaltim menyatakan bahwa 2014 pertumbuhan produksi berada di kisaran 4 persen, dengan asumsi permintaan eksternal masih rendah.
Selain tambang, sektor industri migas di Kaltim juga akan semakin membaik di 2014. Seiring eksploitasi sumur-sumur baru yang ditemukan di bagian selatan Blok Mahakam.
"Industri migas tumbuh Kaltim sangat mempengaruhi sektor industri pengolahan, yang diperkirakan semakin kecil pertumbuhan negatifnya di 2014 sekitar minus 4,1 sampai minus 5,1 persen," ujar Ameriza.
Pada 2013, industri pengolahan Kaltim diperkirakan tumbuh sekitar minus 5,2 persen sampai minus 5,7 persen. Sementara, sektor bangunan, perdagangan hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi pada 2013 masing-masing tumbuh positif sekitar 8,9-9,4 persen, 6,5-7 persen, dan 7,3-7,8 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Amireza M Moesa mengatakan, sektor batu bara dan galian masih menjadi penunjang perekonomian ketimbang sektor lainnya. Batu bara menyumbang 60 persen dari total ekspor Kaltim, atau 90 persen dari total ekspor non migas Kaltim. Sedangkan sektor migas turut menyumbang 30 persen dari total ekspor Kaltim.
"Market future batu bara semakin membaik dan hampir menembus harga USD100 per metrik ton. Sehingga, diprediksi, perekonomian Kaltim 2014 bisa kembali tumbuh antara tiga sampai empat persen," kata Amireza, Kamis (14/11/2013).
Proyeksi ekonomi 2014 yang dirilis BI Kaltim, pada 2014 diperkirakan jumlah produksi batu bara Indonesia mencapai 415 juta ton, naik 5 persen, dibanding 2013. Jumlah ini masih dapat bertambah sampai 450 juta ton atau tumbuh 14 persen.
Optimisme dari sisi harga merespon potensi perbaikan permintaan dari pasar internasional tercermin dari future price. Hasil ilaison kepada salah satu penambang PKP2B di Kaltim menyatakan bahwa 2014 pertumbuhan produksi berada di kisaran 4 persen, dengan asumsi permintaan eksternal masih rendah.
Selain tambang, sektor industri migas di Kaltim juga akan semakin membaik di 2014. Seiring eksploitasi sumur-sumur baru yang ditemukan di bagian selatan Blok Mahakam.
"Industri migas tumbuh Kaltim sangat mempengaruhi sektor industri pengolahan, yang diperkirakan semakin kecil pertumbuhan negatifnya di 2014 sekitar minus 4,1 sampai minus 5,1 persen," ujar Ameriza.
Pada 2013, industri pengolahan Kaltim diperkirakan tumbuh sekitar minus 5,2 persen sampai minus 5,7 persen. Sementara, sektor bangunan, perdagangan hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi pada 2013 masing-masing tumbuh positif sekitar 8,9-9,4 persen, 6,5-7 persen, dan 7,3-7,8 persen.
(gpr)