Pertumbuhan ekonomi Sumbar diambang kemerosotan
A
A
A
Sindonews.com - Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) dinilai sudah diambang kemerosotan. Tanda jebloknya pertumbuhan ekonomi ini sudah terasa di triwulan III/2013, yang hanya 5,9 persen.
Padahal, pada triwulan III/2012, pertumbuhan ekonomi Sumbar mencapai 6,3 persen dan berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, DPRD Sumbar pun menuding, bahwa jebloknya pertumbuhan ekonomi Sumbar berdasarkan data BPS itu karena ulah Gubernur Sumbar.
"Gubernur tidak mampu mengelola APBD secara baik, sehingga uang Sumbar menumpuk di kas daerah, uang tidak beredar ke masyarakat," ujar Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra ini, Zulkifli Djailan, Sabtu (16/11/2013).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Sumbar sebelum ini tidak terlepas dari faktor APBD dan APBN. "Sumbar menjaga trend pertumbuhan ekonominya selama ini sangat terkatrol oleh APBD dan APBN, karena mengandalkan sektor swasta masih belum bisa," ujarnya.
Zulkifli menyarakan Gubnernur Sumbar, Irwan Prayitno untuk serius memikirkan Sumatera Barat. "Gubernur harus segera memerintahkan SKPD-nya mengucurkan anggaran untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Dengan begitu uang beredar ke masyarakat dan pertumbuhan ekonomi kembali ke rel positif," katanya.
Dia mengatakan, postur APBD Sumbar sebesar 40 persen untuk pengadaan barang dan jasa dan 10 persen dana hibah dan bansos. "Kalau ini direalisasikan, saya yakin pertumbuhan ekonomi Sumbar kembali naik karena uang provinsi tidak ngetem saja di kas daerah," pungkas Zulkifli.
Padahal, pada triwulan III/2012, pertumbuhan ekonomi Sumbar mencapai 6,3 persen dan berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, DPRD Sumbar pun menuding, bahwa jebloknya pertumbuhan ekonomi Sumbar berdasarkan data BPS itu karena ulah Gubernur Sumbar.
"Gubernur tidak mampu mengelola APBD secara baik, sehingga uang Sumbar menumpuk di kas daerah, uang tidak beredar ke masyarakat," ujar Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra ini, Zulkifli Djailan, Sabtu (16/11/2013).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Sumbar sebelum ini tidak terlepas dari faktor APBD dan APBN. "Sumbar menjaga trend pertumbuhan ekonominya selama ini sangat terkatrol oleh APBD dan APBN, karena mengandalkan sektor swasta masih belum bisa," ujarnya.
Zulkifli menyarakan Gubnernur Sumbar, Irwan Prayitno untuk serius memikirkan Sumatera Barat. "Gubernur harus segera memerintahkan SKPD-nya mengucurkan anggaran untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Dengan begitu uang beredar ke masyarakat dan pertumbuhan ekonomi kembali ke rel positif," katanya.
Dia mengatakan, postur APBD Sumbar sebesar 40 persen untuk pengadaan barang dan jasa dan 10 persen dana hibah dan bansos. "Kalau ini direalisasikan, saya yakin pertumbuhan ekonomi Sumbar kembali naik karena uang provinsi tidak ngetem saja di kas daerah," pungkas Zulkifli.
(izz)