Perajin rotan dan batik Cirebon susut

Minggu, 17 November 2013 - 17:15 WIB
Perajin rotan dan batik Cirebon susut
Perajin rotan dan batik Cirebon susut
A A A
Sindonews.com - Diindikasi makin berkurang, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon berencana melakukan pelatihan perajin batik dan rotan, khususnya kepada generasi muda.

Kepala Disnakertrans Kabupaten Cirebon Deni Agustin mengatakan, semakin hari jumlah perajin batik maupun rotan di wilayah kerjanya terus berkurang. Hal ini tak lepas dari keengganan generasi muda mempelajari dan mendalami kedua kerajinan yang menjadi unggulan Kabupaten Cirebon itu.

"Kami selalu dapat laporan dari sejumlah pengusaha, baik batik maupun rotan, yang menyebut dari hari ke hari mereka semakin kesulitan mendapat perajin untuk mengerjakannya," kata dia di Cirebon, Minggu (17/11/2013).

Khusus untuk perajin rotan, dia mengatakan, berkurangnya jumlah perajin disebabkan sempat terjadinya kekosongan produksi ketika rotan mentah diekspor keluar negeri. Saat tidak ada rotan yang bisa diolah menjadi mebel rotan, banyak perajin yang akhirnya beralih profesi.

Meski kini industri mebel rotan di Kabupaten Cirebon kembali bergairah dengan ditutupnya keran impor bahan mentah, kuantitas perajinnya justru berkurang. Tak ingin terjadi kekosongan perajin batik dan rotan, pihaknya berencana melakukan pelatihan bagi perajin.

"Sekitar 400 perajin akan diberi pelatihan langsung dari ahlinya," ujar dia.

Jumlah tersebut terdiri dari 240 perajin batik dan 160 perajin rotan. Pelatihan diberikan khususnya bagi generasi muda. Diharapkan pelatihan itu dapat merangsang generasi muda untuk berprofesi sebagai perajin batik maupun rotan.

Dia menuturkan, tak ingin batik maupun rotan Cirebon diproduksi daerah lain hanya karena ketiadaan perajinnya.

Senada dengan Deni, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Cirebon Edi Baredi mengatakan, khusus perajin batik hingga kini masih didominasi kaum tua. Rata-rata generasi muda setelah menikah lebih memilih tak lagi membatik.

"Makanya perajin batik yang tersisa merupakan kalangan yang umurnya sudah lanjut," ujar dia yang juga memiliki usaha batik di kawasan sentra batik di Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon ini.

Dia mennjelaskan, generasi muda sekarang merupakan generasi instan, sehingga kurang tekun untuk menjadi perajin batik maupun rotan.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8967 seconds (0.1#10.140)