Jangan anggap enteng pertumbuhan ekonomi syariah

Senin, 18 November 2013 - 11:08 WIB
Jangan anggap enteng...
Jangan anggap enteng pertumbuhan ekonomi syariah
A A A
Sindonews.com - Perkembangan ekonomi berbasis syariah di tanah air luar biasa, yaitu 40 persen setiap tahun, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi konvensional yang hanya mencapai 19 persen setiap tahun.

"Jangan lagi pandang enteng pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia karena kontribusinya sangat nyata dalam perekonomian nasional," kata Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Senin (18/11/2013).

Dia menilai, launching Gerakan Ekonomi Syariah yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin, merupakan komitmen pemerintah untuk terus mendorong aktivitas ekonomi syariah nasional, khususnya di tengah proses pembangunan yang sedang berjalan.

Mneiurutnya, perkembangan ekonomi syariah nasional tercermin dari pertumbuhan aktivitas di sektor perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, lembaga keuangan mikro syariah, dan pengelolaan zakat.

"Perkembangan ini juga memberi imbas yang cukup besar bagi pembangunan nasional khususnya di sektor riil seperti mendorong usaha mikro dan kecil, peningkatan pendapatan masyarakat, social security, social inclusivity, perluasan pasar lapangan kerja dan memperkokoh fundamental ekonomi nasional," ungkapnya.

Mengutip data Bank Indonesia (BI), Firmanzah mengemukakan, hingga akhir 2012 terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Bank Syariah dalam bentuk Unit Usaha Syariah (UUS), dan 156 BPRS dengan jaringan kantor sebanyak 2.574 lokasi atau tumbuh sebesar 25,31 persen.

Penggunnaan instrument perbankan syariah, lanjut Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu, telah menunjukkan relevansi signifikan bagi proses pembangunan nasional yang sedang berjalan saat ini.

"Pembiayaan perbankan syariah hingga akhir 2012 menunjukkan peningkatan pada pembiayaan modal kerja usaha yang mayoritas atau sekitar 60 persen disalurkan pada usaha mikro dan kecil," papar Firmanzah.

Dia juga menyebutkan, hingga Juni 2013 sebesar 75,98 persen dari portofolio pembiayaan perbankan syariah menggunakan akad Murabahah. Sementara, pembiayaan berbasis akad Mudharabah-Musyarakah berkontribusi 2,96 persen dari total portofolio perbankan syariah.

Selain itu, perkembangan lembaga keuangan mikro syariah baik bank dan non bank menunjukkan kinerja menggembirakan dengan rata-rata pertumbuhan di kisaran 30 persen baik pembiayaan maupun berdasrakan asetnya. Misalnya, rata-rata pertumbuhan asset BPR Syariah selama enam tahun terakhir mencapai 30,49 persen dan rata-rata pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat mencapi 31,52 persen.

"Dilihat dari orientasi penggunaan pembiayaan, mayoritas pembiayaan yang disalurkan BPR Syariah didominasi pembiayaan untuk modal kerja lebih 50 persen dibandingkan pembiayaan untuk konsumsi (35%) atau investasi (10%). Pertumbuhan pembiayaan untuk investasi menunjukkan angka lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pembiayaan untuk konsumsi maupun modal kerja," terang Firmanzah.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5773 seconds (0.1#10.140)