PLN bangun PLTP Tulehu 2x10 MW
A
A
A
Sindonews.com - PT PLN (Persero) akan memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tulehu, Salahutu, Maluku berkapasitas 2x10 mega watt (MW). Hal itu untuk mengembangkan energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik nasional.
"Pembangunan PLTP Tulehu ini merupakan bagian dari pembangunan proyek 10.000 MW tahap II yang sedang dilaksanakan oleh PLN," kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Dia menjelaskan, pembangunan pembangkit melalui proses engineering service, yang meliputi kajian hasil studi dan analisis seperti desain enginering, prakualifikasi, dokumen lelang evaluasi dan negosiasi kontrak supervisi konstruksi serta layanan pasca konstruksi dan transfer ilmu maupun teknologi.
Kontrak jasa enginering akan berlaku efektif setelah ditandatanganinya perjanjian pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang akan selesai dalam waktu dekat. Kemudian, dilanjutkan dengan tahap lelang pengadaan kontraktor untuk membangun konstruksi pembangkit panas bumi Tulehu.
“Rencananya pembangunan PLTP selesai 2016," ujar dia.
Pamudji menuturkan, tenaga listrik yang dihasilkan oleh PLTP Tulehu akan menjadi penopang beban dasar listrik di kota Ambon dan sekitarnya. Adapun saat ini, beban puncak subsistem kelistrikan Ambon mencapai 50 MW, dengan daya mampu pembangkit sekitar 56 MW, sedangkan pertumbuhan permintaan listrik di Ambon rata-rata 12 persen per tahun.
“Hal ini menunjukkan proses pembangunan PLTP Tulehu berjalan dengan baik," kata dia.
Seperti diketahui, program kelistrikan tahap dua (Fast Track Program/FTP) 10.000 MW tahap II merupakan program pembangunan pembangkit listrik mayoritas menggunakan energi baru dan terbarukan.
"Pembangunan PLTP Tulehu ini merupakan bagian dari pembangunan proyek 10.000 MW tahap II yang sedang dilaksanakan oleh PLN," kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Dia menjelaskan, pembangunan pembangkit melalui proses engineering service, yang meliputi kajian hasil studi dan analisis seperti desain enginering, prakualifikasi, dokumen lelang evaluasi dan negosiasi kontrak supervisi konstruksi serta layanan pasca konstruksi dan transfer ilmu maupun teknologi.
Kontrak jasa enginering akan berlaku efektif setelah ditandatanganinya perjanjian pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang akan selesai dalam waktu dekat. Kemudian, dilanjutkan dengan tahap lelang pengadaan kontraktor untuk membangun konstruksi pembangkit panas bumi Tulehu.
“Rencananya pembangunan PLTP selesai 2016," ujar dia.
Pamudji menuturkan, tenaga listrik yang dihasilkan oleh PLTP Tulehu akan menjadi penopang beban dasar listrik di kota Ambon dan sekitarnya. Adapun saat ini, beban puncak subsistem kelistrikan Ambon mencapai 50 MW, dengan daya mampu pembangkit sekitar 56 MW, sedangkan pertumbuhan permintaan listrik di Ambon rata-rata 12 persen per tahun.
“Hal ini menunjukkan proses pembangunan PLTP Tulehu berjalan dengan baik," kata dia.
Seperti diketahui, program kelistrikan tahap dua (Fast Track Program/FTP) 10.000 MW tahap II merupakan program pembangunan pembangkit listrik mayoritas menggunakan energi baru dan terbarukan.
(rna)