Kesadaran bayar pajak minim, utang RI melonjak
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah berdalih minimnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam melakukan pembayaran pajak sebagai alasan melambungnya utang pemerintah Indonesia.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Rahmany mengatakan, pemerintah terpaksa menambah utang guna memenuhi dana yang diperlukan untuk belanja negara.
"Utang kita makin naik karena masih banyak yang tidak bayar pajak. Sementara belanjanya banyak untuk bangun infrastruktur," kata Fuad dalam seminar Penguatan Politik Perpajakan untuk Mendukung Daya Saing Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Padahal, dia menjelaskan, Indonesia saat ini berada dalam posisi untuk mengejar ketertinggalannya dari negara-negara tetangganya. Bila melihat kondisi Indonesia saat ini, masih banyak sekali ketertinggalan, terutama dalam bidang infrastuktur.
Contoh ketertinggalan itu, seperti bandar udara (bandara), pelabuhan, jalan, jembatan dan sejumlah infrastruktur lainnya. Padahal, menurut Fuad, pembangunan infrastruktur menjadi tulang punggung dalam menjamin konektivitas antar wilayah di negara dengan geografis seperti Indonesia.
"Infrastruktur kita jeblok, ketinggalan bangun bandara, ketinggalan bangun pelabuhan, pendidikan juga, kita kurang. Saya akan tunjukkan apa penyebabnya. Utama karena masih banyak yang belum bayar pajak," tutur dia.
Sebagai catatan, utang pemerintah Indonesia hingga Oktober 2013 mencapai Rp2.276,98 triliun. Bila dilihat secara years to date, jumlah utang ini terus mengalami kenaikan hingga mencapai 15,13 persen dibandingkan akhir 2012 senilai Rp1.977,71 triliun.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Rahmany mengatakan, pemerintah terpaksa menambah utang guna memenuhi dana yang diperlukan untuk belanja negara.
"Utang kita makin naik karena masih banyak yang tidak bayar pajak. Sementara belanjanya banyak untuk bangun infrastruktur," kata Fuad dalam seminar Penguatan Politik Perpajakan untuk Mendukung Daya Saing Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Padahal, dia menjelaskan, Indonesia saat ini berada dalam posisi untuk mengejar ketertinggalannya dari negara-negara tetangganya. Bila melihat kondisi Indonesia saat ini, masih banyak sekali ketertinggalan, terutama dalam bidang infrastuktur.
Contoh ketertinggalan itu, seperti bandar udara (bandara), pelabuhan, jalan, jembatan dan sejumlah infrastruktur lainnya. Padahal, menurut Fuad, pembangunan infrastruktur menjadi tulang punggung dalam menjamin konektivitas antar wilayah di negara dengan geografis seperti Indonesia.
"Infrastruktur kita jeblok, ketinggalan bangun bandara, ketinggalan bangun pelabuhan, pendidikan juga, kita kurang. Saya akan tunjukkan apa penyebabnya. Utama karena masih banyak yang belum bayar pajak," tutur dia.
Sebagai catatan, utang pemerintah Indonesia hingga Oktober 2013 mencapai Rp2.276,98 triliun. Bila dilihat secara years to date, jumlah utang ini terus mengalami kenaikan hingga mencapai 15,13 persen dibandingkan akhir 2012 senilai Rp1.977,71 triliun.
(rna)