Harga minyak di perdagangan Asia turun
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia turun di tengah pembukaan pembicaraan antara Iran dan kekuatan utama di Jenewa, Swiss. Sementara tanda-tanda meningkatnya permintaan AS gagal meningkatkan kontrak utama New York.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), dengan kontrak baru Januari jatuh 21 sen menjadi USD93,64 per barel. Sementara patokan minyak Eropa, Brent untuk Januari turun 28 sen menjadi USD107,78 per barel.
Tan Chee Tat, analis investasi Phillip Futures, Singapura mengatakan, prospek kesepakatan dengan Iran menempatkan tekanan pada harga.
"Tampaknya tidak konklusif seperti sekarang tapi kebanyakan orang Amerika mendukung kesepakatan antara Iran dan enam kekuatan," kata Tat, seperti dilansir dari AFP, Kamis (21/11/2013).
"Ini menghasilkan sentimen positif. Sanksi baru tampaknya tidak akan dikenakan, sehingga keprihatinan atas minyak mentah Iran masuk ke pasar menambah tekanan terhadap harga minyak," tambahnya.
Kelompok P5+1, yakni Inggris, China, Perancis, Rusia dan Amerika Serikat ditambah Jerman ingin Iran menutup bagian-bagian tertentu dari program energi nuklirnya, yang dicurigai Barat untuk pengembangan senjata. Namun, Iran membantah tuduhan itu.
Kedua belah pihak memulai kembali perundingan, Rabu waktu setempat, yang bertujuan mencapai kesepakatan bersejarah meskipun pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, Teheran telah bersumpah tidak mundur satu langkah.
Sidang pleno pembukaan di Jenewa berlangsung kurang dari 10 menit dan digambarkan diplomat sebagai "pengantar" pertemuan sebelum delegasi menuju ke pembicaraan bilateral.
Di Amerika Serikat, Departemen Energi melaporkan persediaan dalam negeri telah naik 400.000 barel untuk minggu sebelumnya, lebih rendah dari ekspektasi pasar kenaikan 700.000 barel. Di tengah permintaan kuat mengejutkan, harga minyak di pasar masih bearish.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), dengan kontrak baru Januari jatuh 21 sen menjadi USD93,64 per barel. Sementara patokan minyak Eropa, Brent untuk Januari turun 28 sen menjadi USD107,78 per barel.
Tan Chee Tat, analis investasi Phillip Futures, Singapura mengatakan, prospek kesepakatan dengan Iran menempatkan tekanan pada harga.
"Tampaknya tidak konklusif seperti sekarang tapi kebanyakan orang Amerika mendukung kesepakatan antara Iran dan enam kekuatan," kata Tat, seperti dilansir dari AFP, Kamis (21/11/2013).
"Ini menghasilkan sentimen positif. Sanksi baru tampaknya tidak akan dikenakan, sehingga keprihatinan atas minyak mentah Iran masuk ke pasar menambah tekanan terhadap harga minyak," tambahnya.
Kelompok P5+1, yakni Inggris, China, Perancis, Rusia dan Amerika Serikat ditambah Jerman ingin Iran menutup bagian-bagian tertentu dari program energi nuklirnya, yang dicurigai Barat untuk pengembangan senjata. Namun, Iran membantah tuduhan itu.
Kedua belah pihak memulai kembali perundingan, Rabu waktu setempat, yang bertujuan mencapai kesepakatan bersejarah meskipun pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, Teheran telah bersumpah tidak mundur satu langkah.
Sidang pleno pembukaan di Jenewa berlangsung kurang dari 10 menit dan digambarkan diplomat sebagai "pengantar" pertemuan sebelum delegasi menuju ke pembicaraan bilateral.
Di Amerika Serikat, Departemen Energi melaporkan persediaan dalam negeri telah naik 400.000 barel untuk minggu sebelumnya, lebih rendah dari ekspektasi pasar kenaikan 700.000 barel. Di tengah permintaan kuat mengejutkan, harga minyak di pasar masih bearish.
(dmd)