RI-Belanda tingkatkan kerja sama ekspor-impor
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan berusaha menjalin pengembangan ekspor untuk mendorong daya saing barang-barang produksi Indonesia di dunia Internasional.
Kerja sama tersebut ditandai dengan kesepakatan MoU pengembangan ekspor, yang ditandatangani oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak dan Deputy Director of Center for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) Dick de man.
Di sela-sela acara Nus Nuzulia Ishak mengatakan, kerja sama antara Indonesia dan Belanda akan meningkatkan daya saing kedua negara secara komprehensif ke depannya.
"Khususnya produk tekstil, rumahan, dekorasi, serta makanan minuman," ujar Nus di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Dia menyebut kerja sama ini diharapkan mampu menembus pasar Eropa dan ASEAN pada umumnya, serta dapat bersaing di pasar non-tradisional seperti Afrika, Amerika, dan Amerika Latin.
"Kerja sama ini tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas produsen atau eksportir melalui Export Coaching Program (ECP) tetapi juga menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung pencapaian tujuan kerja sama," lanjutnya.
Selain itu pihaknya akan melakukan peningkatan kapasitas pegawai Kemendag dengan pengetahuan informasi akses pasar dan ketentuan impor negara Eropa dengan seminar dan workshop.
"Salah satu kerja sama yang dibangun dengan Belanda adalah kemitraan kami dengan CBI yang telah lama dijalin, dan diintegrasikan dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI)," pungkasnya.
Kerja sama tersebut ditandai dengan kesepakatan MoU pengembangan ekspor, yang ditandatangani oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak dan Deputy Director of Center for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) Dick de man.
Di sela-sela acara Nus Nuzulia Ishak mengatakan, kerja sama antara Indonesia dan Belanda akan meningkatkan daya saing kedua negara secara komprehensif ke depannya.
"Khususnya produk tekstil, rumahan, dekorasi, serta makanan minuman," ujar Nus di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Dia menyebut kerja sama ini diharapkan mampu menembus pasar Eropa dan ASEAN pada umumnya, serta dapat bersaing di pasar non-tradisional seperti Afrika, Amerika, dan Amerika Latin.
"Kerja sama ini tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas produsen atau eksportir melalui Export Coaching Program (ECP) tetapi juga menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung pencapaian tujuan kerja sama," lanjutnya.
Selain itu pihaknya akan melakukan peningkatan kapasitas pegawai Kemendag dengan pengetahuan informasi akses pasar dan ketentuan impor negara Eropa dengan seminar dan workshop.
"Salah satu kerja sama yang dibangun dengan Belanda adalah kemitraan kami dengan CBI yang telah lama dijalin, dan diintegrasikan dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI)," pungkasnya.
(gpr)